Lifestyle
Sajian dalam Upacara Adat Mitoni
Bagian dari daur hidup manusia inilah yang kemudian oleh masyarakat Jawa dijadikan upacara adat yang isinya sebagai ucapan rasa syukur
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dalam Budaya Jawa, upacara adat menceritakan tentang bagian dari daur hidup manusia yang dimulai dari lahir, tumbuh menjadi dewasa hingga kembali pada Tuhan.
Bagian dari daur hidup manusia inilah yang kemudian oleh masyarakat Jawa dijadikan upacara adat yang isinya sebagai ucapan rasa syukur karena telah diberikan anugerah.
Satu di antara beberapa upacara tersebut yakni Upacara Adat Mitoni yang merupakan serangkaian Upacara Adat Jawa.
Baca: Lestarikan Upacara Adat, Disbud Kota Yogyakarta Gelar Budaya Upacara Adat Mitoni dan Tedak Siten
Ditemui dalam Gelar Budaya Upacara Adat Mitoni dan Tedak Siten pada Rabu (18/7/2018) siang, Pembawa Acara Upacara Adat, Angger Sukisno menceritakan, Mitoni ialah upacara memohon keselamatan dan pertolongan kepada Tuhan agar segala sesuatunya lancar, baik dari bayi yang ada di dalam kandungan maupun sang ibu dari bayi tersebut.
"Mitoni adalah upacara di mana si istri mengandung pertama dan berumur 7 bulan. Upacara ini penuh dan syarat dan makna," ujarnya usai upacara adat yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta berlangsung.
Lantas apa saja yang harus disiapkan dalam Upacara Mitoni adat Yogyakarta ini?
Di antaranya ubo rampe yaitu tumpeng berjumlah tujuh dengan 1 tumpeng berukuran paling besar dan 6 tumpeng berukuran kecil.
Baca: Ratusan Siswa Baru SMKN 1 Pundong Berbusana Adat dan Bermain Aneka Permainan Tradisional
"Ubo Rampe itu sajian sebagai simbol karena orang pada jaman dahulu belum bisa menulis maupun membaca. Misalnya tebu itu anteping kalbu, janur itu janah dan nur, apem atau afum yang artinya ampunan, simbol kupat meletak," papar Angger.
Selain itu, dalam upacara ini juga menghidangkan Jenang Krocit yang artinya mrucut, antara lain agar prosesi melahirkan di bayi lancar.
Rujak sebagai simbol sesegeran yang terdapat bumbu pedas dengan 7 macam buah-buahan.
Selain itu juga menghidangkan 7 macam ampyang.
"Dari sekian banyak ampyang, hanya satu saja yang bisa dimakan. Ini diibaratkan dalam hidup manusia dihadapkan kepada banyak pilihan, dan kita harus memilih satu, jangan salah pilih," lanjut dia.
Baca: Kenalkan Budaya Jawa, Hari Pertama ke Sekolah, Murid dan Guru SMAN 1 Pajangan Gunakan Pakaian Adat
Angger melanjutkan, Upacara Adat Mitoni ini dilaksanakan pada bulan ke-7 usia kandungan sebelum tanggal 15 dihitung dalam kalender Jawa.
"Sering dilaksanakannya pada Sabtu hari terakhir, kalau Selasa itu maknanya kan selo-selone manungsa. Kalau selasa harus dilaksanakan sebelum pukul 12.00 WIB begitu juga kalau menyelenggarakan Hari Sabtu juga harus sebelum pukul 12.00 WIB. Kalau mau dilaksanakan sore hari ya satu hari sebelumnya," paparnya.
Ia menambahkan, menurut orang Jawa apabila dilaksanakan setelah pukul 12.00 WIB, maka orang Jawa menyebut sudah masuk hari esok.(TRIBUNJOGJA.COM)