Bantul

Libur Sekolah Usai, Kunjungan Wisatawan ke Pantai Depok Menurun Tajam

Libur Sekolah Usai, Kunjungan Wisatawan ke Pantai Depok Menurun Tajam.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Hampir sebagian besar warung makan di Depok memilih tutup karena sepi pengunjung 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM -  Berakhirnya musim libur sekolah berdampak terhadap menurunya jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Depok, Bantul.

Hal itu diperparah dengan gelombang tinggi yang saat ini tengah menerjang pesisir selatan DIY.

Pantauan Tribunjogja.com, Pantai Depok hari ini terlihat cukup lengang.

Tidak banyak wisatawan yang mengujungi pantai ini.

Sementara para nelayan memilih tidak melaut dan menyandarkan kapalnya di bibir pantai.

Sejumlah warung kecil yang biasa menjual aneka makanan di pinggir pantai pun juga terlihat tutup.

Dari puluhan warung yang ada, hanya satu warung yang tetap nekat buka.

Namun hanya sampai setengah hari, tepat pukul 12.00 WIB siang, pemilik warung memilih untuk menutup usahanya.

Baca: Ombak Tinggi, Ratusan Nelayan Pantai Depok Pilih Tak Melaut

Menurut penjualnya, selain karena ombak sedang tinggi, sepinya pengunjung di pantai Depok juga dikarenakan masa liburan sekolah sudah selesai.

"Ombaknya tinggi, dan hari ini juga udah mulai aktif sekolah. Jadi pengunjungnya sepi," tutur si penjual warung, sambil membereskan dagangannya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang nelayan, Samin.

Ia mengatakan, dari kemarin, saat musim liburan, Pantai Depok ramai dikunjungi wisatawan.

Namun hari ini terlihat sepi, karena ombak pantai selatan sedang tinggi dan musim liburan juga sudah selesai.

Karena cuaca buruk pula, hari ini, ia bersama teman-teman nelayan lainnya memilih tidak melaut.

"Tadi pagi ada tiga kapal yang coba melaut. Tapi satu kapal mesinnya mati, nyaris terbalik dan akhirnya terdampar. Dan satu lagi putar balik, karena ombaknya memang lagi tinggi," ujar Samin, saat ditemui usai memindahkan kapal di Pantai Depok, Senin (16/7/2018)

Ketinggian ombak pantai selatan hari ini, ia perkirakan mencapai ketinggian sekitar 4 - 5 meter.

Karena ombak tinggi, ada 60-an kapal dengan total nelayan pantai Depok sekira 120-an orang yang akhirnya lebih memilih untuk  tidak melaut.

Ia sendiri mengaku tak tau, sampai kapan angin kencang dan ombak tinggi pesisir pantai selatan akan terus terjadi.

"Mudah-mudahan besok atau lusa sudah kembali normal lagi," harap dia.

Jika kondisi gelombang laut terus tinggi, Samin mengaku tak bisa bekerja.

Tak bekerja artinya tak ada pemasukan. Sementara, kebutuhan dan keperluan lainnya harus dipenuhi setiap hari.

Alhasil, untuk menutup kebutuhan makan dan keperluan selama tidak melaut, Samin mengaku terpaksa harus ngebon (berhutang) di warung-warung.

"Kalau nggak melaut, tidak ada pemasukan sama sekali. Kebutuhan makan ngebon dulu di warung. Nanti kalau sudah melaut baru dibayar," ungkapnya.

Ia berharap, kondisi gelombang tinggi secepatnya berlalu dan bisa kembali normal sehingga ia dan teman-teman nelayan lainnya bisa segera melaut, mencari ikan.

Samin sendiri mengaku tak berani melaut saat gelombang tinggi, karena jika dipaksakan akan sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa maupun mesin kapal miliknya.

"Jika dipaksakan melaut ada dua bahaya bagi nelayan. Pertama, keselamatan diri, kedua, rusaknya mesin kapal," tutur dia.

"Sementara, harga mesin (diesel) kapal lumayan mahal. Jutaan rupiah," imbuh dia. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved