Family
Tingkatkan Interaksi Orangtua dan Anak Pakai Fabric Activity Book
Inovasi mainan tersebut dikembangkan dalam pelaksanaan Program Keativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) membuat inovasi mainan anak yang terbuat dari kain flanel.
Mainan tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dan usianya, yang diberi nama Fabric Activity Book (FAB).
Inovasi mainan tersebut dikembangkan dalam pelaksanaan Program Keativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan.
Inovasi FAB dibuat oleh tiga orang, yaitu Buyung Luhur Pambudi, Herlinda Apriani, dan Adi Wahyu Saputra.
Baca: Unik, Apresiasi Siswa Berprestasi, Sekolah Ini Pilih Berikan Daging Segar
Ketua Tim PKMK FAB, Buyung Luhur Pambudi mengatakan, mainan tersebut untuk meningkatkan interaksi antara ibu dan anak.
Mainannya tersebut juga disesuaikan dengan tiga fase usia anak.
"Jadi permainan ini mendekatkan interaksi ibu dan anak. Juga disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Jadi ada stage 1 (0-2 tahun) itu anak suka bunyi dan meraba, stage 2 (2-4 tahun) lebih ke lingua, berbicara, menghitung, dan stage lanjutan (4-7 tahun) dituntut kreatifitas dan kerapian anak," terangnya pada Tribunjogja.com, Rabu (11/7/2018).
Selain mendekatkan interaksi anak dengan orangtua, FAB pun mudah dibawa kemana saja.
Bahannya yang terbuat dari flanel pun menjadi kelebihan.
"Kalau dari kertas kan anak-anak bisa menyobek. Tetapi kalau dari flanel kan tidak bisa disobek. Lalu juga relatif aman. Anak-anak bisa belajar banyak dengan orangtua," lanjutnya.
Untuk satu unit FAB, tim menjual seharga Rp 200 ribu.
Baca: Art Summer Camp, Menikmati Waktu Liburan Sekolah Ala Artotel Yogyakarta
Dalam waktu empat bulan, tim sudah menjual 41 FAB, bahkan hingga ke luar kota.
Inovasi yang disampaikan oleh Tim PKMK UGM tersebut disambut baik oleh Pemimpin Redaksi Tribun jogja, Ribut Raharjo dan Manajer Liputan, Ibnu Taufik.
"Diinovasi lebih besar lagi. Banyak permainan anak-anak sebenarnya, tetapi sayangnya semua ada di google. Nah ini jadi tantangan untuk sesuatu yang tidak virtual," kata Ribut Raharjo.