Sport

Lebih Dekat dengan Capoeira, Beladiri yang Fleksibel Asal Brasil

Meski menggabungkan tarian, belajar capoeira tak membutuhkan kemampuan dasar untuk menari.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi Capoeira Senzala Yogyakarta
Capoeira Senzala Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM - Menggabungkan antara bela diri, tarian, dan musik.

Itulah yang terlihat dalam Capoeira.

Seni bela diri asal Brasil ini memang tampak menarik dengan menggabungkan musik dan gerak.

Meski menggabungkan tarian, belajar capoeira tak membutuhkan kemampuan dasar untuk menari.

"Nggak belajar dance pun bisa. Nanti diajari basic sampai mahir," ujar Bagus Muhammad Rizkiandaru, seora capoerista atau sebutan bagi praktisi capoeira.

Bagus, sapaan akrabnya, mengatakan dalam capoeira tak hanya belajar bela diri saja.

"Ada musik, nyanyi, games juga. Seninya ada, olahraga, sama kulturnya juga ada," terang pria yang telah menekui capoeira sejak 2010 silam ini.

Untuk latihan dasar, ada tiga teknik yang diajarkan yakni kuda-kuda, serangan, dan hindaran.

"Cadeira, attack, sama esquiva. Untuk esquiva ini ada macam-macam gerakannya," jelas Bagus kepada Tribun Jogja di sela latihan.

Sekilas, jika dilihat, pada capoeira ini dominan gerakan kaki.

"Ya, betul memang banyak gerakan kaki.  Ada compasso, itu jadi ciri khas yang sering dipakai di pertandingan-pertandingan," jelas Bagus.

Compasso ini merupakan tendangan setengah lingkaran bulan.

"Sasarannya rusuk sampai kepala," kata Bagus sembari memeragakan compasso.

Tak cukup dengan tangan kosong.

Dalam capoeira terkadang juga menggunakan senjata.

"Ada yang pakai kayu, senjata kayu. Dibawakan seperti tarian perang," tutur Bagus.

"Double stickgitu, aslinya pakai pedang atau seperti parang," lanjutnya.

Selain itu, gerakan akrobatik juga menjadi bumbu seni bela diri ini.

"Paling menjadi momok ya akrobatik ini. Tapi sebenarnya akrobatik ini tidak menjadi hal pokok di capoeira," jelas Bagus.

Ditambahkan oleh rekan Bagus, Zhodiq Al Hadiid, dalam capoeira akrobatik merupakan sisipan saja.

"Jarang fokuskan di latihan. Fokusnya pada balancing, power, speed, sama refleks," ujar instruktur Capoeira Senzala Yogyakarta ini.

Capoeira menurut Zhodiq adalah bela diri yang cukup fleksibel.

"Gerakannya tergantung proporsi tubuh juga. Nggak harus A nggak harus B," terangnya.

"Tidak terbatas, lebih terbuka. Capoeira digabungkan sama salsa juga bisa," lanjutnya.

Tergantung Kemampuan

Capoeira juga terdapat level atau tingkatan.

Penanda tingkatan ini berupa tali berwarna seperti sabuk yang diikat di pinggang.

"Ada sembilan level yang berdasar warna dalam Portugis," jelas Bagus.

Capoeirista yang sudah lama mendalami capoeira dapat disebut mestres instruktur.

"Tidak ada standar untuk menyelesaikan tiap levelnya. Itu tergantung kemampuan dan rekomendasi dari instruktur," ungkap Bagus. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved