Aktivitas Merapi

Dua Lansia di Posko Glagaharjo dibawa ke Rumah Sakit

Dua orang warga pengungsi yang berada Barak Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman dirujuk ke PKU Muhammadiyah Cangkringan.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
IST
Arjo Suwito (80) saat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Cangkringan pada Minggu (27/5/2018) 

Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Siti Umaiyah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dua orang warga pengungsi yang berada Barak Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman dirujuk ke PKU Muhammadiyah Cangkringan.

Kedua warga tersebut, yakni Arjo Suwito (80) dan Mawardi (65) merupakan lansia yang berasal dari Dusun Karangtengah Lor dan sudah beberapa hari terakhir mengungsi.

Sri Rahayu, selaku Pendamping Lansia di Desa Glagaharjo mengungkapkan, kedua lansia tersebut memang sejak sebelum melakukan pengungsian sudah dalam keadaan sakit.

Rahayu mengatakan, untuk Arjo yang diduga mengalami penyakit jantung, sudah merasakan sesak dan tidak mau makan sejak 11 Mei lalu semenjak erupsi freatik pertama Gunung Merapi terjadi.

Baca: Pelaku Pemukul Ibu Kandung dan Pembakaran Rumah Terancam Kurungan Belasan Tahun

"Tanggal 11 kaget mendengar Erupsi, memang sejak lama sering kambuh. Lalu, kemarin siang kita rujuk ke rumah sakit. 1 kakinya juga sudah membengkak. Kemudian keluarga kami panggil dan dari dinsos juga merekomendasikan untuk segera dibawa ke rumah sakit," ungkapnya, Minggu (27/5/2018).

Sedangkan Mawardi, sudah 4 tahun terakhir mengalami stroke dan saat di posko juga sulit untuk makan.

"Kalau Mbah Mawardi susah makan juga. Stroke dan punya penyakit Gula. Karena kasihan dengan kondisinya, makanya kita bawa juga ke rumah sakit pada sore harinya. Disini kami tidak tahu bagaimana penanganannya," jelasnya.

Mengenai kendala, Rahayu menjelaskan untuk Arjo tidak memiliki kartu identitas dan keturunan.

Oleh karenanya Rahayu harus segera membuatkan Surat Keterangan Tidak Mampu, Surat Keterangan Benar-benar warga Glagaharjo, serta Keterangan Diagnosis Dokter untuk mengurus biaya perawatan.

Baca: Seorang Pemuda di Bantul Tega Pukul Ibu Kandung dan Bakar Rumah Orangtuanya

"Sudah lama tidak memiliki tanda pengenal. KTP dan KK tidak ada. Tinggalnya bersama adiknya. Jadi kita harus mengurus dulu ke Dinsos terkait biaya perawatannya nanti," terangnya.

Warjo, yang merupakan adik ipar Arjo, yang juga sedang mendampingi mengungkapkan sudah lama kakak iparnya sering kambuh sesaknya.

Saat hari pertama Erupsi tanggal 11 Mei 2918, penyakit sesaknya kambuh kembali.

"Saat pertama erupsi, terdengar sangat keras. Hingga membuat Mbah Arjo kambuh lagi sakitnya. Saat di pengungsian tidak bisa jalan dan susah makan," jelasnya.

Baca: Kisah Sebenarnya Dibalik Drupadi yang Punya Lima Suami Menurut Tradisi India

Warjo menjelaskan, sejak dibawa ke Rumah Sakit kondisi kakaknya berangsur membaik.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved