PSS Sleman
Jamu Martapura FC Sore Ini, PSS Sleman Diharapkan Mampu Melewati Masa Sulit
Jamu Martapura FC sore ini, PSS Sleman diharapkan mampu melewati masa sulit.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Meski di laga terakhir mampu menorehkan kemenangan tandang atas PSBS Biak 2-0 pekan keempat Liga 2 2018 lalu, namun menurut psikolog tim PSS Sleman, Kumala Windya minggu lalu merupakan masa yang sulit bagi penggawa PSS Sleman secara psikologis.
Bagaimana tidak, usai dihajar Madura FC 1-2 di kandang sendiri, PSS Sleman yang tampil dominan di markas Persegres harus puas bermain imbang.
Tak berhenti disitu, pelatih kepala Herry Kiswanto pun akhirnya memilih mundur usai rentetan hasil minor tersebut.
Jelang laga melawan Martapura FC dalam lanjutan Liga 2 2018 pekan kelima, Rabu (16/5/2018), diharapkan menjadi momentum kebangkitan PSS Sleman.
"Mereka sih Insyaallah pertandingan ini lebih siap, karena kan dalam tahap resiliensi (kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi yang sulit-red). Minggu kemarin itu fase yang berat banget. Kalah di kandang, imbang di Gresik, dan pergantian pelatih," ungkap Kumala Windya, Selasa (15/5/2018).
Baca: Puasa, Skuat PSIM Yogya Diliburkan Lima Hari
Kumala menambahkan, jelang laga melawan Laskar Sulthan Adam, para penggawa PSS Sleaman dalam kondisi mental yang baik, dan ia pun berharap kondisi ini tetap terjaga sepanjang laga bergulir nanti.
"Alhamdulillah mereka bisa bangkit, dan kondisi ini semoga bisa bertahan. Pengolahakan emosi mereka ini kan masih berproses, jadi ini masih proses Insyallah semuanya bisa," ungkapnya.
Dalam proses membangkitkan kembali mental penggawa PSS Sleman yang sempat down, Kumala mengaku lebih mendekatkan diri secara personal, sementara pengelolaan psikologis pemain secara tim, peran tersebut diambil oleh sang caretaker Seto Nurdiantoro.
"Sejauh ini lebih ke pendekatan personal, di masa transisi ini dia (Seto Nurdiantoro) bisa mengambil peran sebagai leader, bukan sekedar caretaker. Kalau berdasarkan Assesmen memang pengelolaan emosi ini yang menjadi pekerjaan rumah," pungkasnya. (tribunjogja)
