PSIM Yogyakarta

Jadi Kapten Tim PSIM, Hendika Arga Pegang Tanggung Jawab Jaga Nama Baik Laskar Mataram

Pasang surut perjalanan karir sepakbola pun telah ia rasakan selama empat musim berseragam biru parang.

Tribun Jogja/ Hanif Suryo
Hendika Arga 

TRIBUNJOGJA.COM - Meski berkompetisi di kasta kedua sepakbola Indonesia, PSIM Yogya bukanlah kesebelasan yang boleh dianggap biasa dan bukan juga sekadar tim sepakbola.

Warisane Simbah ini juga menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari perjalanan sepakbola tanah air dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) 87 tahun silam.

Bagaimana tidak, PSIM Yogya merupakan wujud eksistensi dan juga representasi sepakbola DIY di era Perserikatan, sebagaimana Persija di Ibu Kota, Persib Bandung di Jawa Barat, dan juga Persebaya Surabaya di Jawa Timur.

Bahkan kenangan manis pun hingga kini masih terukir kala Laskar Mataram mampu menjuari Perserikatan 1932, meski ditahun-tahun berikutnya harus puas tampil sebegai runner-up.

Marwah semangat juang dan nama besar Laskar Mataram tersebut lah yang kini diemban dan terus dikobarkan sang kapten, Hendika Arga Permana, pesepakbola yang tumbuh dan berkembang di kompetisi lokal Yogya.

Jangankan mengemban ban kapten, menjadi bagian dari tim PSIM Yogya pun merupakan suatu kebanggan dan juga impian yang telah ia cita-citakan sejak kecil.

Kini, tanggung jawab besar pun ia emban, menjaga marwah PSIM Yogya di kompetisi nasional di tengah terpaan sanksi pengurangan 9 poin yang kini membelit.

"Saya masuk PSIM dari 2014, waktu itu ada beberapa satu angkatan saya dari kompetisi lokal Yogya bisa masuk. Suatu kebanggan bagi saya, apalagi dari kecil saya sepakbola di kota dan cita-citanya ingin bermain di PSIM," ungkap pesepakbola yang berposisi sebagai playmaker ini.

Pasang surut perjalanan karir sepakbola pun telah ia rasakan selama empat musim berseragam biru parang.

Tawaran dari tim kasta kedua hingga kasta teratas pun silih berganti tiap akhir kompetisi, namun ia memantapkan hati untuk kembali ke PSIM mengikuti panggilan hati.

"Setiap musim memang ada kabar yang kurang mengenakkan, tapi memang dari hati kecil saya ingin kembali. Walaupun tiap musim banyak tawaran dari tim Liga 1 dan Liga 2," kata Arga.

"Saya pun juga sempat menimbang-nimbang mana yang terbaik. Namun rezekinya masih di PSIM, saya syukuri dan selalu profesional untuk memberikan yang terbaik untuk tim," imbuhnya.

Di usianya yang baru 24 tahun, tanggung jawab sebagai kapten pun telah diembannya meski masih ada pemain yang lebih senior dibanding dirinya.

Meski mengaku tak menyangka, namun Arga bertekad untuk sebaik mungkin untuk mengemban amanah yang telah dipercayakan padanya.

Terlebih ia bukan hanya sebagai kapten yang memimpin rekan-rekannya sewaktu pertandingan, namun juga memompa motivasi penggawa Laskar Mataram agar tidak kendor menghadapi awal musim yang cukup berat ini.

"Dibilang nyangka juga enggak, saya juga belum bisa dibilang pemain senior. Dibilang beban tentu ada, tapi saya menyiasati itu sebagai tanggung jawab yang saya emban. Ini tanggung jawab saya sebagai kapten, pemain asli Yogyakarta untuk menjaga nama PSIM," ungkap pemilik nomor punggung 8 ini. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved