Family
Kenali Potensi Anak Melalui Analisis Sidik Jari
Finger analysis atau analisis sidik jari menjadi cara alternatif untuk mengetahui potensi pada anak.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setiap anak pasti terlahir dengan anugerah.
Dari sekian banyak anugrah atau bakat, pasti ada beberapa yang tampak menonjol.
Mulai dari bakat seni hingga kemampuan bahasa.
Untuk mengetahui berbagai potensi tersebut, dapat melalui berbagai cara.
Tak hanya melalui pengamatan aktivitas anak sehari-hari, orangtua masa kini pun menjajal berbagai macam metode untuk mengetahui potensi buah hati mereka.
Finger analysis atau analisis sidik jari pun menjadi cara alternatif untuk mengetahui potensi pada anak.
"Secara umum finger analysis ini memang untuk mengetahui minat, bakat, dan potensi seseorang," tutur Sherly Charoline Octaviana (31), perintis FinAl Finger Print Analysis Jogja.
Dirinya menjelaskan, ada banyak aspek yang dapat dilihat melalui analisis sidik jari ini.
Tipe kecerdasan majemuk seperti intrapersonal, logika matematika, bahasa, interpersonal, kinestetis, naturalis, dan visual spasial pun dapat diketahui kadarnya melalui analisis sidik jari ini.
"Masing-masing poin nanti ada penjelasannya berdasar hasil tes. Sangat menonjol, menonjol, atau sedang," urainya.
Hasil analisis sidik jari ini pun dapat membantu orangtua untuk lebih mengasah dan mengarahkan potensi menonjol yang dimiliki si anak.
"Misal si anak kinestetiknya menonjol, orangtua bisa arahkan ke ativitas yang sesuai dengan kecenderungan itu," papar perempuan yang akrab disapa Sherly ini.
Ia menambahkan, hal lain seperti motivasi belajar dan tipe belajar juga dapat diketahui.
Bahkan dapat juga mengetahui potensi akademis hingga karir.
Namun, Sherly mengatakan, hal tersebut tak lantas jadi patokan utama.
Orangtua perlu mengetahui apakah si anak berminat untuk mengembangkan potensi tersebut atau tidak.
"Kami selalu jelaskan tentang hasil analisis kepada orangtua. Kalau hasilnya sedang, bukan berarti anak tidak mampu. Tugas orangtua untuk menstimulasi anak agar timbul minat," paparnya saat ditemui Tribun Jogja belum lama ini.
"Misal dari hasil tes, kemampuan musikalnya sedang, tapi bisa ciptakan minat untuk menekuni itu. Hasil tes bukan harga mati," ungkap ibu dari satu orang putri ini.
Analisis sidik jari ini, menurut Sherly, dapat dilakukan oleh siapapun dan tak mengenal usia.
"Orang dewasa pun bisa. Tidak ada batasan usia dan tidak perlu persiapan khusus," jelasnya.
Ia melanjutkan, analisis sidik jari ini meski dilakukan berulang kali dengan selisih waktu yang cukup lama, tidak akan mengubah hasil.
"Karena menggunakan biometri, jadi tetap sama saja hasilnya. Mungkin akan berbeda dengan tes psikologi yang dipengaruhi mood saat tes," ujarnya.(*)