Kulonprogo
Warga terdampak Bandara Kulonprogo Tolak Terima SP 3 dari AP 1
Warga menolak menerima Surat Peringatan (SP) 3 dari PT Angkasa Pura 1 yang dilayangkan
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Warga penolak pembangunan bandara Kulonprogo atau New Yogyakarta International Airport (NYIA), menolak menerima Surat Peringatan (SP) 3 dari PT Angkasa Pura 1 yang dilayangkan, Rabu (25/4/2018) siang.
PT Angkasa Pura 1 bersama rombongan mendatangi rumah terdampak pembangunan bandara Kulonprogo guna memberikan surat peringatan 3.
Namun hal itu langsung ditolak dengan tegas oleh warga.
Seorang warga penolak, Rahmat (42), mengungkapkan dirinya menolak surat yang sempat disodorkan karena tidak tahu apa isi surat yang hendak diberikan kepadanya.
"Katanya sih itu surat peringatan (SP) 3, mboten tak tompo (tidak saya terima). Sempat (hendak) dikasihkan tetapi tidak saya terima," ujarnya, sesaat setelah menolak surat dari PT Angkasa Pura 1, Rabu siang.
Dijelaskan, dirinya tidak tahu menahu untuk apa dan tujuan apa surat yang dilayangkan kepada dia.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa lahan dan bangunan rumah yang ditempati selama ini tidak akan pernah bisa diganti.
"Saya tidak tahu surat itu surat apa, tulisannya apa, saya tidak tahu. Saya tetap akan disini, ini rumah saya," ungkapnya.
Kepada Tribun Jogja, ia mengaku tidak pernah ambil pusing bahkan tidak mau tahu tentang isi dan untuk tujuan apa surat yang dilayangkan PT Angkasa Pura 1 itu.
"Tadi petugas bilang katanya sudah konsinyasi. Saya tidak ada urusan sama konsinyasi. Saya tetap bertahan di lahan saya sendiri dan lahan ini lahan saya," tegas dia.
Ia menilai jika petugas terus melakukan upaya-upaya agar dirinya pergi meninggalkan lahan dan rumahnya, itu bagian dari bentuk pemaksaan kehendak.
Padahal, ia enggan pindah karena selama ini sudah hidup nyaman, tenang dan tercukupi.
"Bagi saya namanya itu pemaksaan kehendak. Apakah negara akan seperti itu melakukan pemaksaan terhadap rakyatnya. Padahal saya disini sudah hidup enak," ujar dia. (*)