Pendidikan
Petugas Keamanan UGM Ini Nyaris Gagal Saksikan Putrinya Raih Gelar Doktor, Begini Kisahnya
Yoyok menyebut, Teguh termasuk orang yang rendah hati dan disegani oleh rekan-rekannya
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Teguh Tuparman, Petugas Keamanan di UGM nyaris gagal menyaksikan putrinya, Retnaningtyas Susanti, diberi gelar Doktor pada wisuda Pascasarjana di kampus UGM, Kamis (19/04/2018).
Hal tersebut diceritakan langsung oleh Arif Nurcahyo, Komandan Teguh Tuparman.
"Beliau seharusnya bertugas di Fakultas Teknik dan RS Sardjito," ungkap pria yang akrab disapa Pak Yoyok ini.
Menurut Yoyok, Teguh sempat meminta izin kepadanya secara langsung.
Ia ingin melihat langsung putri sulungnya saat gelar Doktor diberikan.
Padahal, Yoyok menyatakan bahwa tugas keamanan kampus terbilang padat.
Tidak hanya menyangkut keamanan, tetapi juga keselamatan hingga memantau kawasan UGM secara utuh.
"Beliau bilang pada saya untuk izin bebas tugas karena ingin melihat putrinya. Saya bilang tidak bisa karena bisa berpengaruh pada kehadiran dan gaji," tutur Yoyok.
Meskipun demikian, Yoyok sempat terharu dengan niatan anak buah seniornya itu.
Ia pun lalu mengubah penugasan Teguh agar ia tetap bekerja tanpa harus mengajukan izin.
"Saya tugaskan beliau di pengamanan wisuda. Jadi beliau tetap bisa menyaksikan putrinya saat diberi gelar Doktor," jelas Yoyok.
Memang, saat Tribunjogja.com menyambangi Grha Sabha saat wisuda berlangsung, Teguh tampak wara-wiri di bagian belakang panggung.
Seragam warna birunya tampak sangat mencolok di antara para panitia yang berbaju hitam.
Wajahnya pun terlihat begitu sumringah. Senyum lebar tak pernah lepas dari bibirnya
"Saya sangat bangga terhadap anak saya," ungkap Teguh saat ditemui Tribunjogja.com.
Sebagai komandan, Yoyok pun mengaku ikut bangga dengan Teguh.
Sebab ia membuktikan bahwa pendidikan sangat terbuka dan tidak pilih kasih, terutama terkait latar belakang keluarga.
"Itu sangat inspiratif bagi siapa pun," jelas Yoyok yang sudah 5 bulan menjabat sebagai Komandan PK4L UGM.
Yoyok menyebut, Teguh termasuk orang yang rendah hati dan disegani oleh rekan-rekannya lantaran ia pemberani. Ia juga tetap melaksanakan perintah walau usianya tak lagi muda.
"Meski senior beliau tetap mau turun ke lapangan," tutur Yoyok.
Kepada anak buahnya itu, Yoyok tidak ingin memberikan pesan apa pun.
Justru ia ingin agar Teguh bisa menjadi teladan bagi anak buahnya yang lain.
"Bagi kami beliau adalah 'pesan yang hidup', yang mengajarkan tentang bagaimana menghayati profesi dan mengasuh keluarga secara sederhana," ungkap Yoyok.(*)