Soccer Style
Pertemuan Derby DIY, Kedewasaan Suporter Dipertaruhkan
Pertemuan dua klub satu daerah, PSIM Yogya dan PSS Sleman akan menjadi warna tersendiri kompetisi Liga 2 musim 2018 ini.
Penulis: ang | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pertemuan dua klub satu daerah, PSIM Yogya dan PSS Sleman akan menjadi warna tersendiri kompetisi Liga 2 musim 2018 ini.
Pasalnya kedua tim dikenal dengan loyalitas suporter yang luar biasa.
Namun laga yang mempertemukan Derby Mataram selalu berjalan ketat dan panas.
Terlebih antarkelompok suporter klub terkenal punya hubungan tidak harmonis yang berimbas pada sulitnya izin pertandingan dari pihak kepolisian jika kedua tim bertemu.
Kali terakhir keduanya bertanding dalam kompetisi resmi yakni pada kompetisi Divisi Utama musim 2014 lalu.
Baca: Derby DIY Jadi Satu Grup di Liga 2
Dengan pengalaman itu, laga yang mempertemukan dua laskar ini bisa jadi berlangsung tanpa suporter.
Tentu hal ini akan merugikan tim, baik secara material maupun emosional.
Pasalnya penghasilan dari penjualan tiket pertandingan cukup menyuplai kebutuhan operasional tim.
“Tentu kami tidak ingin hal ini terjadi. Main bola tanpa suporter itu seperti makan tanpa minum,” ungkap Sismantoro, manajer PSS Sleman, Rabu (11/4/2018).
Dengan kondisi ini, kedewasaan suporter diuji.
Mereka harus memikirkan dampak pada tim bila muncul gesekan gara-gara laga Laskar Mataram dan Super Elang Jawa digelar.
Operator liga memberlakukan sanksi tegas apabila ada pertandingan yang berjalan tidak dengan semestinya.
Sismantoro pun berharap hal itu tidak terjadi bila pertemuan kedua tim sedaerah ini tidak bisa dihindari.
Menurutnya ia masih menunggu kepastian terkait pembagian grup Liga 2 yang dijadikan dua grup berdasarkan letak geografis.