Tradisi Modifikasi Tubuh Paling Ekstrem dan Menyakitkan Berbagai Suku di Dunia
Berikut merupakan tradisi memodifikasi bentuk tubuh paling ekstrem dan menyakitkan sejumlah suku di dunia
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Istilah operasi plastik bukanlah sesuatu yang asing. Bahkan menjadi tren sebagai salah satu cara untuk memodifikasi tubuh sehingga menjadi seperti yang diinginkan.
Misalnya implan payudara untuk memperbesar ukuran dada, ada pula suntik botox untuk memperindah pinggul, adapun suntik silikon untuk memodifikasi bentuk hidung. Di Korea bahkan ngetren sedot lemak untuk membentuk tubuh menjadi lebih langsing.
Baca:
Sepuluh Orang yang Nekat Operasi Plastik Demi Mirip Sang Idola
Mereka Jadi Buruk Rupa Gara-gara Operasi Plastik Murah, Lihat Ini Efek Mengerikannya !
Deretan Foto 7 Selebriti Dunia yang Alami Kegagalan saat Operasi Plastik, Wajahnya pun Jadi Aneh
Di Amerika, menurut data Asosiasi Dokter Bedah Plastik, tindakan modifikasi payudara menduduki peringkat pertama dan paling populer dalam daftar prosedur bedah di tahun 2006.
Berbagai upaya itu dilakukan demi mendapatkan kecantikan sebagaimana yang dikonstruksikan dalam cover - cover majalah. Sehingga menjadi standar kecantikan yang diikuti.
Disadari atau tidak, praktik - praktik memodifikasi tubuh sudah berlangsung sejak lama di berbagai belahan dunia. Beberapa diantaranya masih dipraktikan hingga sekarang. Hanya saja, standar kecantikannya berbeda-beda.
Berikut merupakan praktik modifikasi tubuh paling ekstrem dan paling menyakitkan dari berbagai suku di dunia :
1. Salah satu praktik modifikasi tubuh paling tua yakni modifikasi bibir seperti yang dipraktikan Suku Mursi di Ethiopia sejak 8700 SM.

Para perempuan lajang yang hendak menikah diharuskan menjalani prosedur pembesaran bibir yang berlangsung selama setahun.
Mula-mula bibir mereka dilubangi kemudian dimasuki cincin yang ukurannya akan ditambah dari waktu ke waktu.
2. Wanita Kayan dari Myanmar (Burma) mempraktekkan bentuk modifikasi tubuh wanita yang sangat ekstrim dengan menggunakan spiral kuningan di leher mereka untuk membuatnya tampak lebih ramping dan memanjang.

Kenyataannya, leher sebenarnya tidak memanjang melainkan tulang selangka yang berubah bentuk karena didorong oleh gulungan, yang pada akhirnya menekan tulang rusuk.