Hari Ini 23 Tahun Lalu, Sekte Aum Shinrikyo Lancarkan Serangan Gas Sarin Mematikan di Tokyo

kepolisian Jepang menggerebek markas sekte Aum Shinrikyo dan menangkap ratusan anggotanya termasuk sang pemimpin Shoko Asahara

Editor: Mona Kriesdinar
Junko Kimura
Sekte Aum Shinrikyo Lancarkan Serangan Mematikan di Stasiun Bawah Tanah Tokyo dengan cara melepas gas sarin 

TRIBUNJOGJA.com - Di saat jam sibuk pagi hari di Tokyo, Jepang pada 20 Maret 1995, lima tim kecil dari sekte keagamaan Aum Shinrikyo yang masing-masing terdiri dari dua orang masuk ke dalam beberapa kereta bawah tanah di stasiun Kasumigakesi.

Mereka lalu melepas gas sarin yang berbahaya ke udara. Setelah menggunakan obat penangkal racun gas sarin ke-10 orang itu kabur.

Sementara itu, para penumpang yang berdesakan di dalam kereta mulai dibutakan dan mengalami kesulitan bernapas lalu berebut mencari pintu keluar.

Baca: Peristiwa Bunuh Diri Massal Paling Mengerikan Empat Sekte Sesat di Dunia

Akibat dari serangan itu 12 orang tewas, sebanyak 5.500 orang dirawat di rumah sakit dan beberapa dari mereka dalam kondisi koma.

Sebagian besar korban sembuh dari dampak gas sarin itu, tetapi sebagian lainnya menderita dampak permanen pada paru-paru, mata, dan sistem pencernaan.

Sebuah subkomite yang dibentuk Senat AS menyebut jika gas sarin itu dilepaskan dengan cara yang lebih efektif kemungkinan besar puluhan orang akan meninggal dunia.

Usai serangan itu, kepolisian Jepang menggerebek markas sekte Aum Shinrikyo dan menangkap ratusan anggotanya termasuk sang pemimpin Shoko Asahara.

Sekte keagamaan, yang menggabungkan ajaran Buddha, yoga dan filosopi Kristen soal akhir zaman, sudah diselidiki terkait serangan serupa pada 1994 yang menewaskan tujuh orang serta pembunuhan sejumlah politisi.

Pada 1980-an, Asahar mulai berhasik merekrut sejumlah orang untuk bergabung degan sekre Aum Shinrikyo yang artinya "ajaran tertinggi Om".

Asahara piawai memanfaatkan kekosongan spiritual yang disebabkan tahun-tahun meningkatnya ekonomi Jepang.

Kepada para pengikutnya Asara mennjanjikan kelahiran kembali secara religius dan kekuatan supranatural kepada para pemuda Jepang yang tak nyaman dengan komunitas homogen di negeri itu.

Pada 1989, Aum Shinrikyo diakui sebagai sebuah sekte keagamaan dan pada 1995 sudah memiliki 40.000 pengikut di seluruh dunia dengan aset bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS.

Pada awal 1990-an, Asahara memasukkan filosofi agama Kristen tentang akhir zaman ke dalam agama Buddha yang diajarkannya.

Dia kemudian memproklamirkan diri sebagai reinkarnasi dari Yesus Kristus dan Siddharta Buddha Gautama.

Dalam perjalanannya, Aum Shinrikyo menjadi kelompok militan, menumpuk persenjataan, dan merekrut para ilmuwan muda untuk menciptakan senjata biokimia.

Beberapa senjata biokimia yang dibuat Aum Shinrikyo antara lain gas saraf seperti VX dan penyakit berbahaya seperti demam-Q dan antraks.

Dengan persediaan senjata itu, Asahara berjanji akan membawa Aum Shinrikyo menuju kemenangan saat Hari Kiamat tiba.

Selain itu, Asahara juga memerintahkan pembunuhan belasan politisi yang menentang keberadaan Aum Shinrikyo.

Setelah dibunuh, jenazah para politisi itu dibakar dalam sebuah oven gelombang mikro yang dibuat khusus dan pada 1994, Aum menggelar serangan gas sarin pertama di Matsumoto, sebelah barat Tokyo.

Sebuah mobil yang dirancang khusus untuk melepaskan gas berbahaya itu, dikendarai di dekat asrama tempat para hakim dan aparat pengadilan yang menyidangkan kasus Aum Shinrikyo tinggal.

Akibatnya, tujuh orang meninggal dunia dan 150 orang lainnya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Pemerintah Jepang, yang terkendala konstitusi yang melindungi organisasi keagamaan, gagal menangkap Asahara atau membubarkan organisasi itu meski menjadi tersangka utama pelaku serangan maut itu.

Kemudian pada awal 1995, Asahara mengatakan kepada para pengikutnya bahwa Perang Dunia III sudah dimulai dan serangan gas sarin kedua disiapkan di sistem kereta bawah tanah Tokyo yang melayani empat juta orang sehari.

Lima orang pengikut Aum Shinrikyo yang ditangkap usai serangan maut pada 1995 kemudian dijatuhi hukuman mati terkait serangan tersebut.

Sementara, sejumlah anggota lain sekte itu dijatuhi hukuman penjara dengan masa hukuman yang bervariasi.

Sedangkan Shoko Asahara alias Chizuo Matsumoto dijatuhi hukuman mati pada 2004. Namun, pada 2012 eksekusinya ditunda karena penangkapan baru terhadap anggota sekte Aum Shinrikyo.

Di sisi lain, status hukum dan hak Aum Shinrikyo tak membayar pajak sebagai sebuah organisasi keagamaan dicabut.

Namun, pemerintah Jepang memutuskan organisasi ini tak lagi membahayakan sehingga menghentikan penggunaan undang-undang anti-subversi untuk membubarkan Aum Shinrikyo.

Aum kini berganti nama menjadi Aleph, yang merupakan huruf pertama abjad Yahudi dan sekaligus berarti sebuah pembaruan. (*)

Berita ini sudah tayang di kompas.com dengan judul Hari Ini dalam Sejarah: Serangan Gas Sarin di Tokyo

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved