Perlintasan Sebidang Ditutup, Warga Jatikontal Manfaatkan Jembatan Bawah Rel Sebagai Jalan Pintas
Warga Jatikontal, Desa Temon Wetan, Kecamatan Temon berswadaya membangun jalan perlintasan baru di bawah jalur rel kereta api setempat.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Warga Jatikontal, Desa Temon Wetan, Kecamatan Temon berswadaya membangun jalan perlintasan baru di bawah jalur rel kereta api setempat.
Hal ini dilakukan supaya warga tidak perlu memutar jauh pasca ditutupnya dua buah perlintasan tanpa palang pintu di wilayah tersebut.
Dua titik perlintasan sebidang di wilayah Jatikontal itu ditutup petugas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional VI Yogyakarta sejak 26 Februari 2018 dengan dipasangi portal permanen.
Padahal, perlintasan itu menjadi jalur mobilitas utama warga dalam beraktivitas.
Kini, warga memanfaatkan kolong jembatan di bawah rel kereta api perbatasan Desa Kaligintung dan Desa Temon Wetan sebagai akses jalan.
Warga Jatikontal, Mujiman (71) mengatakan pengubahan jembatan menjadi jalur jalan itu dikerjakan warga secara bergotongroyong saat malam hari.
"Pengerjaan jalan belum selesai sepenuhnya namun sudah bisa dilewati masyarakat dan tidak perlu memutar jauh," kata Mujiman, Jumat (16/3/2018).
Dukuh Jatikontal, Kamiso mengatakan perlintasan ditutup karena membahayakan keamanand an keselamatan warga sekitar.
Juga, menyongsong pengoperasian kereta cepat Surabaya-Jakarta.
Warga dalam hal ini mendukung penutupan perlintasan sebidang itu namun tetap ingin ada jalur yang memudahkan aksesibilitas warga tanpa harus memutar terlalu jauh.
"Pembangunan jalan lintas di bawah rel sudah menghabiskan biaya sekitar Rp60 juta dari iuran sesuai kemampuan masing-masing warga," kata dia.(*)