Dishub DIY Wacanakan Becak Berbasis Aplikasi Online
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan, harus turut dilibatkan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dewasa ini, eksistensi moda transportasi becak di Yogyakarta, mulai tergerus oleh angkutan online berbasis aplikasi.
Bagaimana tidak, dengan harga yang lebih pasti dan kecepatan sampai ke tujuan, membuat becak mulai ditinggalkan.
Namun, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY rupanya tidak kehabisan akal, dalam upaya mempertahankan eksistensi becak.
Rencananya, aplikasi serupa dengan Gojek, atau Grab tersebut, bakal diterapkan pada becak.
Sebuah wacana yang bisa dikatakan cukup menarik.
Kepala Bidang Angkutan Darat, Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Hari Agus Triyono, mengatakan, jika nantinya sudah terealisasi, aplikasi itu akan sangat membantu para penumpang, terkait kepastian tarif.
Sehingga, tidak ada celah untuk menaikkan harga secara sepihak.
Sebab, ia mengakui, selama ini sering mendapat keluhan, khususnya dari wisatawan, dimana tarif yang telah disepakati di awal, mendadak berubah, menjadi lebih mahal.
Menurutnya, hal tersebut, bisa diantisipasi, melalui sistem aplikasi yang diwacanakan itu.
"Memang baru diwacanakan, kalau sudah ada aplikasinya kan tarifnya jadi jelas, begitu juga rute yang ditempuh. Penumpang pun merasa nyaman jadinya," katanya.
Selain mengatasi persoalan tarif, lanjut Agus, aplikasi tersebut juga memberi keuntungan bagi para pengemudi becak, terutama dari sisi ekonomi.
Misalnya, terkait komisi yang diberikan toko oleh-oleh, setelah penarik becak mengantar konsumen berbelanja.
"Kami ingin pusat oleh-oleh itu juga dimasukkan ke aplikasi. Jadi, nanti tips dari mereka bisa langsung ditransfer ke tukang becak yang bersangkutan, kan jadi keuntungan tersendiri," ucapnya.
Agus tidak memungkiri, wacana merealisasikan aplikasi bagi becak, merupakan upaya untuk menjaga eksistensi, sekaligus memberdayakan angkutan tradisional.
Ia pun sudah memaparkan rencana itu, saat bertemu sebuah pengembang perusahaan rintisan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, untuk merealisasikannya, dibutuhkan koordinasi lintas sektoral, dengan pihak-pihak terkait.
Imbuhnya, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan, harus turut dilibatkan.
"Tapi, yang tidak kalah penting, para pengemudi becak harus mendapat edukasi, agar mereka melek teknologi," jelasnya.
Di samping itu, Dishub DIY juga hendak melakukan kajian, mengenai rute-rute yang dinilai potensial, bagi para pengemudi becak.
Namun, Agus memastikan, langkah yang akan ditempuh tersebut, bukan sebagai zonasi, atau pembatasan ruang gerak kendaraan roda tiga itu.
"Rute potensial itu bisa di perkampungan, karena masih banyak peminat becak di sana, jadi bukan sebatas di kawasan wisata saja. Dengan begitu, pengemudi becak bisa mendapat penghasilan lumayan, tanpa harus menempuh jarak yang jauh," ungkapnya. (*)