Salut! Penyapu Jalan Berkaki Satu Ini Tak Pernah Libur Kerja Selama 12 Tahun

Pria asal Tiongkok, Shang Wuyi mendedikasikan hidupnya menjadi petugas kebersihan ini bekerja dengan satu kaki.

Penulis: Fatimah Artayu Fitrazana | Editor: Hari Susmayanti
www.worldofbuzz.com
Meski hanya dengan satu kaki dan keterbatasan berkomunikasi, Shang tetap setia pada pekerjaannya sebagai petugas kebersihan. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pria 46 tahun yang mendedikasikan hidupnya menjadi petugas kebersihan ini, hanya bekerja dengan satu kaki dan terlahir tunarungu dan tunawicara.

Meski begitu, dia tidak merasa kekuranganya itu adalah penghalang untuk bekerja.

Shang Wuyi, itulah nama pria asal Tiongkok ini.

Shang tidak bisa berbicara dan mendengar, kaki kirinya juga harus diamputasi, tapi dia adalah seorang pekerja keras dan memiliki hasrat bekerja yang sangat besar.

Meski hanya dengan satu kaki dan keterbatasan berkomunikasi, Shang tetap setia pada pekerjaannya sebagai petugas kebersihan.
Meski hanya dengan satu kaki dan keterbatasan berkomunikasi, Shang tetap setia pada pekerjaannya sebagai petugas kebersihan. (www.worldofbuzz.com)

Dilansir Tribunjogja.com dari laman Asia One, Shang bekerja sejak subuh atau sekitar jam 4 pagi untuk menyapu empat jalanan di Xi'an, Tiongkok.

Entah itu hujan, panas terik, atau bersalju, dia tidak pernah seharipun libur bekerja selama 12 tahun.

Istri Shang, Wang Yiqin, yang juga seorang penyapu jalan, suaminya dan adik iparnya tunarungu.

Shang yang lahir pada 1 Mei, bertepatan dengan Hari Buruh Internasional, terpaksa harus kehilangan satu kakinya sejak usia 7 tahun.

Shang, penyandang disabilitas yang bekerja keras sebagai petugas kebersihan untuk menghidupi keluarganya.
Shang, penyandang disabilitas yang bekerja keras sebagai petugas kebersihan untuk menghidupi keluarganya. (www.asiaone.com)

Saat itu Shang berlari dan tersambar kereta api, karena dia tidak mendengar suara ada kereta yang datang.

Meskipun istrinya sakit dan harus libur, Shang tetap berangkat bekerja pagi buta dan memastikan pekerjaan mereka selesai.

Dia mengaku tak punya pilihan lain, karena hidup mereka bergantung pada pekerjaan ini.

"Dia tahu dia memiliki kekurangan fisik, jadi dia harus bekerja lebih keras dari orang lain untuk mempertahankan pekerjaan ini,"kata Wang. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved