Kisah Murkanya Dewa Krincingwesi dan Terbentuknya Merapi Sebagai Kraton Makhluk Halus
Alam pikiran tradisional masyarakat sekitar lereng Merapi memang sarat dengan mitos, dongeng, atau legenda yang beraneka nuansa dan versi
Konon, selama G. Turgo di belakang dusun-dusun itu masih berdiri, mereka percaya bakal aman-aman saja.
Lelehan lava pijar mustahil menerjang kawasan itu. G. Turgo yang hanya beberapa kilometer sebelah barat daya puncak Merapi itu mereka yakini sebagai benteng terhadap ancaman Merapi.
Posisi geografis yang dianggap aman ini masih diperkuat lagi dengan dongeng maupun mitos yang berkembang turun-temurundan kuat diyakini kebenarannya.
Menurut dongeng itu, G. Turgo (1.205 m dpl) dianggap lebih tua dari Merapi. la diyakini sebagai "biyung bibi" (tante) yang mengasuh Merapi sejak kecil.
"Mana mungkin kotoran (lava - Red.) sang kemenakan melangkahi bibinya sendiri. Itu kualat ... akan kualat dan terkutuk," kata Arjo Sutrisno (74).
"Nganeh-anehi sanget (sangat aneh) ..." ujar F.X. Suwadji, Kepala Dusun Turgo, di barak pengungsian Purwobinangun, Pakem, Slerhan, Yogyakarta.
Dalam sejarahnya, katanya, baru kali ini warganya tertimpa bencana. Sepanjang pengetahuannya, lava pijar dan wedhus gembel belum pernah mengarah ke dusunnya.
"Selama ini selalu ke barat," tambahnya.
"Biasanya, kalau Eyang Merapi itu 'kencing' atau 'buang hajat', kami pasti diberi tahu dulu," ujar Warto Utomo' (70), warga Dusun Turgo, yang bersama 4 anak dan 12 cucunya ikut mengungsi di barak Purwobinangun.
Kini, "Eyang Merapi telah berani melangkahi biyung bibi-nya sendiri. Apakah ini semacam peringatan buat kami untuk berlaku kebajikan?" kata si kakek.
Mitos induk
Alam pikiran tradisional masyarakat sekitar lereng Merapi memang sarat dengan mitos, dongeng, atau legenda yang beraneka nuansa dan versi.
Semua itu konon berkembang dan bersumber dari sebuah mitos induk Empu Rama dan Empu Permadi.
Alkisah, ketika diciptakan oleh para dewa, Pulau Jawa dalam keadaan tidak seimbang.
Oleng ke barat karena beban berat Gunung Jamurdipo. Guna menyeimbangkan keadaan, Dewa Krincingwesi berniat memindahkan gunung tersebut ke pusat pulau.