Bani Nasution Ikut Program 5 Desa 5 Pulau, Angkat Realitas Petani Eropa

Dirinya kembali menyoroti isu sosial kemasyarakatan dalam karya terbarunya tersebut.

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: oda
Ist
Bani Nasution 

Laporan Reporter Tribunjogja.com, Wahyu Setiawan Nugroho 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Filmmaker asal Solo, Bani Nasution mendapat kepercayaan untuk menjadi satu diantara filmmaker Indonesia yang mengikuti program '5 village 5 islands' yang digagas oleh Goethe Institut South East Asia and Oceania. 

Dirinya kembali menyoroti isu sosial kemasyarakatan dalam karya terbarunya tersebut.

Seniman lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) ini mengangkat realitas petani di kawasan Eropa, tepatnya daerah Leidingen, yang secara administrasi kenegaraan terbagi dalam dua wilayah yaitu Prancis dan Jerman.

Film dokumenter pendek tersebut menggambarkan bagaimana petani bertahan hidup dengan dua cara yang berbeda, mulai soal urusan pertanian, pajak, hingga hal-hal sepele seperti belanja kebutuhan sehari-hari.

“Daerah ini diisi 200 kepala keluarga, masing-masing memiliki dua fasilitas publik misalnya dua gereja, pemadam kebakaran, dan kepala wilayah yang berbeda. Fokus soal kehidupan sehari-hari mereka," ujarnya saat diskusi filmmaker indonesia yang mendapat kesempatan program dari Goethe Institut tersebut di IFI-LIP Yogyakarta senin (11/12/2017). 

"Bagaimana mereka menghabiskan uang untuk berbelanja, Perancis yang terkenal sebagai negara agrikultur, sedangkan Jerman negara industri pasti berbeda soal harga bahan pokok,” lanjut dia.

Bani hanya diberi waktu sekitar tiga pekan untuk tinggal di Leidingen sebelum mendokumentasikan keseharian masyarakat di sana.

Sebelumnya, Sutradara film 'Sepanjang Jalan Satu Arah' ini melakukan riset melalui surat kabar Jerman dan beberapa artikel pendukung sejak awal tahun lalu meski diakuinya tak maksimal.

"Karena keterbatasan waktu riset saya kurang begitu mendalam," Ujar filmmaker yang sudah sering mengikuti berbagai festival film ini. 

Proses editing video dilakukan di Indonesia. Selama proses pengambilan gambar dirinya dibantu oleh perwakilan dari kampus seni Hochschule fur Bildende Kunste (HFBK) Hamburg yang juga mengurusi akomodasi, maupun kebutuhan translator.

Karya dokumenternya tersebut diberi judul 'Neutrale strasse' dengan durasi waktu 16 menit. Karya ini perdana tayang dalam acara Festival Film Dokumenter 2017 yang digelar di Yogyakarta. 

Serangkaian projek 5 Island 5 Village ini merupakan hasil kerja sama Goethe-Institut Jerman dengan Universitas Indonesia dan HFBK Hamburg. 

Selain Bani, ikut serta empat filmmaker muda dari Jakarta dan Yogyakarta yang juga dipercaya untuk menggarap film pendek di Jerman. 

Kegiatan yang melibatkan para sutradara muda Indonesia di daerah pelosok Jerman  merupakan bagian dari program 5 Island 5 Village. 

Sebelumnya, Pihak Goethe Institut juga telah mendatangkan lima filmmaker asal Jerman. Mereka juga menghabiskan sekitar tiga pekan untuk membuat film pendek di lima pulau Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved