Kisah Pilu Pengungsi Rohingya, Ibu Ini Terpaksa Suapi Anaknya dengan Rumput untuk Ganjal Lapar
Kekhawatiran akan menjadi korban serangan berikutnya, menjadi alasan orang-orang itu untuk mengungsi.
Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Serangan yang dilakukan tentara Myanmar dengan dalih untuk mencari kelompok radikal, telah membuat lebih dari 621.000 penduduk Rohingya di wilayah Rakhine mengungsi.
Kekhawatiran akan menjadi korban serangan berikutnya, menjadi alasan orang-orang itu untuk mengungsi.
Namun, upaya mereka untuk mencari tempat aman bukanlah perkara mudah.
Tak hanya kehilangan harta benda, tetapi kesehatan dan bahkan nyawa menjadi taruhannya.
Banyak kisah miris yang mereka alami selama di tempat pengungsian.
Salah satunya seperti yang diceritakan seorang relawan asal Malaysia, Mohd Syukri Shaari (34).
Saat tiba di kem pengungsian Thankali, yakni kem tak resmi di Cox’s Bazar pada September kemarin, ia melihat seorang ibu muda menyuapi anaknya dengan rumput.
Ibu muda itu bernama Sumayyah, berusia sekitar 20 tahun.
Ia terpaksa melakukannya karena tak ada pilihan lain.
“Rumput kemudian digoreng sebelum disuapkan kepada anak lelakinya, Yahaya yang berusia dua tahun yang kelihatan kurus dan tidak mengerti akan apa yang menimpa mereka,” kata Syukri seperti TribunJogja.com kutip dari Mynewshub, Minggu (26/11/2017).
Suami Summayah telah dibunuh oleh tentara Myanmar.
Rumah mereka di Pekan Maungdaw di utara Rakhine juga telah dibakar.
Sumayyah berhasil melarikan diri bersama anaknya, dengan hanya membawa seekor anak lembu.
Namun ketika sampai di perbatasan Myammar-Bangladesh, anak lembu itu terpaksa dijual.
Selain untuk biaya menyeberang Sungai Teknaf, Bangladesh, hasil penjualan lembu itu juga untuk mendapatkan perlindungan di kem pengungsian.
Orang-orang yang memiliki perahu bukannya kasihan dengan para pengungsi.
Mereka justru menerapkan tarif tinggi, sehingga memaksa para pengungsi menjual barang berharga miliknya.
“Mereka tidak ada pilihan ketika itu, membayar atau menyeberangi sungai sendirian dengan menggunakan tong kosong sebagai pelampung," tambah Syukri. (*)
