Inilah Line Up Pemain Legenda AC Milan Pada Laga Debut Buffon

Buffon memutuskan untuk pensiun dari tim nasional usai tak mampu mengantarkan Italia ke putaran Piala Dunia 2018 di Rusia.

ist
Line Up AC Milan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hanif Suryo

TRIBUNJOGJA.COM -  Akun twitter @brfootball, mengunggah sebuah foto yang menggambarkan perjalanan awal penjaga gawang Timnas Italia, Gianluigi Buffon.

Unggahan bertuliskan 'Gianluigi Buffon Debut Opposition XI' atau yang berarti 11 pemain utama pada debut Buffon tampak menggambarkan legendarisnya pesepakbola berusia 39 tahun ini.

Buffon memutuskan untuk pensiun dari tim nasional usai tak mampu mengantarkan Italia ke putaran Piala Dunia 2018 di Rusia.

Setidaknya Buffon telah memenangi 18 trofi bergengsi baik bersama klub maupun timnas Italia, dengan rincian 14 gelar bersama Juventus, tiga gelar di Parma, serta satu gelar ketika membela timnas Italia.

Namun siapa sangka, ketika ia memulai debutnya bersama Parma, ia harus menghadapi para pemain AC Milan yang kini dikenang sebagai pemain legendaris di Serie A. 

Pelatih Parma saat itu, Nevio Scala, membuat keputusan mengejutkan ketika lebih memilih untuk menurunkan Gianluigi Buffon yang masih berusia 17 tahun dibanding kiper senior Parma, Luca Bucci.

Keputusan Scala terbukti tepat, setelah Buffon menggagalkan berbagai peluang dari penyerang sekelas Roberto Baggio dan George Weah. Hasil imbang 0-0 ini menjadi debut Buffon bersama Parma.

Sejak pertandingan ini, Buffon menjadi kiper nomer satu Parma. Bersama klub berjuluk I Gialloblu ini, dia memenangi masing-masing satu gelar Coppa Italia, Piala Super Italia, dan Piala UEFA.

Berikut adalah legenda AC Milan yang dihadapi Buffon pada laga debutnya tahun 1995 :

1. Marcel Desaily

Pemain Prancis berusia 49 tahun ini adalah salah satu bek terbaik yang dimiliki oleh timnas Prancis, dan juga sempat mencicipi sukses bersama beberapa klub seperti Marseille, AC Milan, serta Chelsea. 

Membela Rossoneri sej ak 1993 sampai 1998, total ia mencatatkan 137 penampilan dan menyumbangkan berbagai trofi penting seperti Serie A, Liga Champions Eropa, Piala Super Italia, dan Piala Super Eropa.

Usai membela AC Milan, ia hijrah ke tim Liga Primer Inggris, Chelsea.

Desaily turut mengantarkan Prancis menjadi Juara Piala Dunia 1998 meski ia harus menerima kartu merah dan hanya bermain selama 68 menit saja.

Selain itu, Desaily juga turut mengantar Prancis menjuarai Piala Eropa tahun 2000, dan juga Piala Konfederasi tahun 2001 dan 2003.

2. Franco Baresi

Pada laga debut Buffon, sweeper legenda Italia ini berusia 35 tahun, artinya Buffon lebih muda 16 tahun dibandingkan Baresi saat debutnya. 

Bagi sebagian suporter Milan, terutama para ultras, Franco Baresi adalah kapten, bandiera, Milan yang sebenar-benarnya.

Paolo Maldini yang begitu sukses pun tak bisa menyaingi popularitas Baresi.  

 Ia dianggap sebagai salah satu pemain belakang terbesar sepanjang masa. Ia memenangkan Liga Champions sebanyak 3 kali, serta 6 gelar Serie A, 4 gelar Supercoppa Italiana, 3 gelar Piala Super Eropa dan 2 gelar Piala Interkontinental.

Bersama Italia, ia memenangkan Piala Dunia FIFA 1982. Ia bermain di Piala Dunia FIFA 1990 di mana ia masuk ke dalam Tim All-Star Piala Dunia FIFA. Pada Piala Dunia FIFA 1994 ia adalah bagian dari tim yang mencapai final.

Baresi dijuluki "Piscinin", yang berarti "Si kecil". Pada tahun 1999, ia terpilih sebagai Pemain terbaik Milan Abad Ini.

AC Milan mempensiunkan nomor punggung 6 yang selama ini dipakai Baresi. Ia diangkat oleh Pelé sebagai salah satu dari 125 Pesepakbola Terbesar Sepanjang Masa pada Upacara Penghargaan FIFA pada tahun 2004. 

Ia juga adik dari legenda Inter Milan Giuseppe Baresi.

3.Roberto Baggio

Baggio adalah pemain terbaik dunia 1993 dan salah satu pemain yang ditunggu penampilannya di Piala Dunia 1994.

Baggio sukses menjawab tantangan itu dengan baik. Lima gol Baggio yang tercipta sejak fase knock-out menjadi tangga Italia menapak babak final. Sayang, cerita Baggio di Piala Dunia 1994 berakhir duka. 

Mengantarkan Italia menembus final, Baggio justru menjadi aktor dibalik kegagalan pada final melawan Brasil.

Tendangan penaltinya melambung jauh di atas mistar. Bidikannya yang meleset sama dengan kepastian gagalnya Italia mengangkat trofi Piala Dunia untuk keempat kalinya usai kalah melalui drama adu penalti 2-3 dari Romario dkk.

4. George Weah

Laga debut Buffon diawal perjalanan karirnya sebagai penjaga gawang dihadapkan dengan penyerang sekaligus bintang sepak bola terbesar dari benua Afrika, George Weah. 

Mantan legenda AC Milan itu masih menjadi satu-satunya pesepak bola Benua Hitam yang meraih gelar pemain terbaik dunia dari FIFA dan piala pesepak bola terbaik di Eropa, Ballon d'Or.

Bahkan saat berhadapan dengan AC Milan, Buffon harus menghadapi Weah yang sedang dalam performa terbaiknya.

Hal tersebut dibuktikan dengan gelar pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or pada tahun 1995 saat dia baru membela AC Milan.

Namun hanya sebagian kecil dari kontribusi Weah di AC Milan yang membuat dua gelar individu paling bergengsi itu diberikan kepadanya.

Permainan sensasional Weah bersama Paris St Germain (PSG), sebelum pindah ke Milan adalah penilaian terbesar diberikannya dua penghargaan itu.

Weah turut membantu PSG mencapai semifinal Liga Champion Eropa. Walaupun gagal mencapai final, Weah menjadi pencetak gol terbanyak turnamen itu dengan torehan 7 gol.

Pada 1996, Weah bisa mengulangi prestasinya menjadi pemain terbaik dunia. Namun, tahun itu ia hanya mampu menjadi runner up di bawah Ronaldo yang bermain untuk Barcelona.

Selain keempat legenda sepakbola diatas, B/R Football juga menyertakan Sebastiano Rossi (Penjaga Gawang), Christian Panucci, Costacurta, Paolo Maldini, Zvonmir Boban, Dementrio Albertini, dan Stefano Eranio pada line up 'Gianluigi Buffon Debut Opposition XI'. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved