KPU Bantul Deteksi 1200 KTP Ganda
Kejadian data ganda eksternal terjadi karena saat penyerahan berkas tidak diperiksa detail.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul mendeteksi adanya data ganda berupa KTP anggota Partai Politik (Parpol) sebagai syarat pendaftaran Pemilu 2019.
Proses deteksi masih berjalan sampai masa pemeriksaan administrasi selesai pertengahan November.
Tak tanggung-tanggung, jumlah KTP ganda ini mencapai angka 1200 lembar lebih.
"Yang jelas 1.200 data lebih, dominasi eksternal, jadi satu identitas (KTP) dipakai oleh lebih dari satu parpol sebagai anggotanya," kata Ketua KPU Bantul Muhammad Johan Komara pada Tribunjogja.com, Sabtu (28/10/2017).
Kejadian data ganda eksternal menurut Johan terjadi karena saat penyerahan berkas tidak diperiksa detail.
Petugas saat itu hanya melihat kesamaan jumlah identitas dengan di Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).
Sementara data ganda internal dalam satu partai sulit terjadi karena langsung terdeteksi.
Selain itu menurut Johan, masih ada beberapa partai yang mendaftarkan anggota yang berasal dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Tanpa menyebut partai apa saja dan jumlah, Johan akan tetap memprosesnya agar nantinya tidak ada ASN yang menjadi pengurus maupun anggota partai.
Kurang lebih selama dua minggu ke depan sampai 15 November, pihak KPU Bantul akan melanjutkan pemeriksaan terhadap identitas anggota Parpol yang telah didaftarkan.
"Kita periksa semua, lalu akan kami datangi Parpol yang bersangkutan untuk konfirmasi soal data ganda," kata Johan.
Adanya identitas ganda diprediksi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bantul sebelumnya.
Sudah sejak awal pula Panwaslu Bantul menghimbau kepada seluruh Parpol agar mentaati aturan termasuk di dalamnya koordinasi kepada anggota supaya tidak terjadi data ganda.
Perihal data ganda ini, Ketua Panwaslu Bantul, Supardi menduga dilakukan oleh Parpol demi memenuhi jumlah anggota sesuai Sipol.
"Karena Parpol harus cepat bisa memenuhi jumlah anggota yang tak sedikit, sementara waktu mepet, yang penting bisa mendaftar," kata Supardi. (*)