80% UMKM Belum Mampu Susun Laporan Keuangan
Akibatnya, masih banyak UMKM yang belum mampu untuk mengakses permodalan dari perbankan.
Penulis: Victor Mahrizal | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyebut masih banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang belum mampu menyusun laporan keuangan.
Akibatnya, masih banyak UMKM yang belum mampu untuk mengakses permodalan dari perbankan.
Kepala Sub Direktorat Perbankan Syariah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Yuke Sri Rahayu mengatakan, meski belum terdata secara pasti UMKM yang telah mampu menyusun laporan keuangan, setiap kali mereka menggelar pelatihan terhadap UMKM, hanya 20% yang mampu menyusunnya.
"Itupun masih dilakukan secara manual, belum digital sesuai harapan kami," ujarnya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Rabu (25/10/2017).
Selama ini, UMKM memang telah mencatat berbagai transaksi keuangan mereka.
Namun untuk membuat laporan keuangan seperti pencatatan hutang, piutang atau bahkan neraca rugi laba, kalangan pelaku usaha kecil masih kesulitan.
Padahal, laporan keuangan yang rinci tersebut menjadi dasar perbankan untuk bisa mengucurkan kredit mereka.
Oleh karena itu, Bekraf berusaha keras meningkatkan kemampuan dari pelaku usaha agar bisa menyusun laporan keuangan yang lebih baik sesuai dengan standar perbankan.
Dengan laporan yang standar tersebut maka akan semakin meningkatkan kepercayaan perbankan untuk membiayai usaha tersebut.
Bekraf berusaha memberikan aplikasi laporan keuangan yang mudah dan bisa diterapkan di UMKM.
Saat ini, mereka tengah gencar melakukan sosialisasi dan pendampingan penyusunan laporan keuangan kepada UMKM di antaranya dengan aplikasi keuangan berbasis syariah.
"Di Yogyakarta, kami tengah melatih 100 UMKM untuk meningkatkan kemampuan pembukuan,"ujarnya. (*)