Atlet Asal Korea Selatan Ini Tak Menyangka Bisa Sabet Emas

Menjadi satu-satunya wakil Korea yang berlaga di final juga menjadi hal yang tak ia duga.

Editor: Ari Nugroho
Media PBSI
Atlet bulutangkis Korea Selatan, Lee Yu Rim 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Amalia Fathonaty

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meraih medali emas di nomor perorangan ganda putri BWF World Junior Championships 2017 menjadi seperti mimpi bagi atlet asal Korea Lee Yu Rim.

Menjadi satu-satunya wakil Korea yang berlaga di final juga menjadi hal yang tak ia duga.

Seperti mimpi memang.

Ia mengaku, saat turun podium juara pun ia masih tak sepenuhnya sadar bahwa dirinya telah meraih medali emas dan menggenggam Eye Level Cup untuk sektor ganda putri.

"Setelah seremoni saya masih belum percaya kalau kami menang," ujar Yu Rim usai upacara penyerahan medali, Minggu (22/10/2017) kemarin.

Yu Rim mengisahkan ketika dirinya menuntaskan laga final dengan membalik keadaan lawan.

Set pertama Yu Rim dan pasangannya Baek Ha Na tertinggal 18-21.

Set kedua mereka mampu bangkit dan meraih skor 21-11.

Baca: Medali Emas Jadi Milik Rinov-Phita

Pada set terakhir ia mengaku hanya nekat dan terus yakin pada diri sendiri bahwa ia dan partnernya mampu meraih kemenangan.

"Di game ketiga, kami hanya berpikir bagaimana bisa menang dan menang. Atlet Indonesia main netnya bagus," kata Yu Rim yang menghadapi pasangan Indonesia Jauza Fadhila Sugiarto dan Ribka Sugiarto di final kemarin.

Diakui pula postur tubuh lawannya jauh lebih tinggi dibanding dirinya dan Baek Ha Na.

"Postur tubuh kami lebih pendek dari mereka, tapi kami menggunakan itu sebagai kekuatan kami, meladeni permainan net atlet Indonesia,” kata Yu Rim.

Dengan keyakinan berlipat-lipat, Yu Rim dan Ha Na pun mampu bermain cukup rapat dan meyulitkan pemain Indonesia.

"Kunci kemenangan kami adalah terus menyerang tanpa memberikan kesempatan lawan untuk menyerang kami," papar gadis 17 tahun ini.

Soal postur tubuh, Yu Rim memang sempat tak percaya diri karena lawan yang ia temui rata-rata lebih tinggi darinya.

Terlebih pemain asal Eropa dan Tiongkok.

"Awalnya kami tidak percaya diri melihat lawan-lawan dari Eropa. Tapi kami lihat vidio-vidio permainan mereka dan mempelajari kelemahan dan keunggulan mereka," jelasnya.

"Kami berusaha mengubah kekurangan kami menjadi kelebihan untuk menghadapi lawan," sambungnya.

Ia juga sempat terkejut melihat pemain Tiongkok yang menurutnya terlihat seperti laki-laki.

"Kalau kami melihat pemain Tiongkok, mereka seperti pemain putra. Potongan rambut mereka sangat pendek, postur mereka tinggi, dan badannya seperti laki-laki," ujarnya sambil tersenyum.

Tak masalah baginya berpostur kecil. Yu Rim selaly giat berlatih agar tetap kuat dan lincah.

"Saya hanya berlatih angkat beban saja supaya kuat. Saya tidak mengonsumsin ramuan atau obat khusus," tutupnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved