Jejak Situs Kuno Liangan

5 Fakta Unik Seputar Situs Kuno Liangan, Mulai Temuan Yoni Hingga Misteri Gadis Mataram Kuno

Sejak diekskavasi mulai 2009, temuan demi temuan menunjukkan sisi menarik situs ini.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM | Setya Krisna Sumargo
Misteri keberadaan tangga atau undak-undakan dari teras empat ke teras tiga di situs kuno Liangan belum terpecahkan. Proyek ekskavasi Balai Arkeologi Yogyakarta pada pertengahan September 2017 belum menemukan jejaknya 

Pada tahun 2014, setelah melewati serangkaian proyek penelitian, para arkeolog sampai pada satu lapisan penting dan menarik untuk diberi perhatian. Sugeng Riyanto, saat itu masih arkeolog senior masa klasik di Balar Yogya, memamerkan hasil ekskavasi.

Ada satu hamparan tanah yang sudah dibuka, dan terlihat bercak-bercak arang di atasnya dan beberapa lubang. Bagi mata awam, hamparan tanah itu sangat biasa, tidak menarik, dan mirip seperti hamparan tanah pada umumnya.

BACA : Jangan Salah Sangka, Sindoro Pernah Meletus Hebat

Namun siapa menduga, itulah lapisan tanah terakhir tempat penghuninya beraktifitas, sebelum Liangan diguyur hujan pasir panas, ditimpa abu vulkanik, disusul jatuhan piroklastika Sindoro yang susul menyusul.

Lubang-lubang di permukaan, berukuran 10-15 cm dengan kedalaman 20-30 cm membentuk jajaran dua baris memanjang adalah bekas tiang kayu (lubang persegi) dan bambu (lubang bulat). Beberapa lubang masih menyisakan arang organik di dalamnya.

Tidak jauh dari lokasi ini ditemukan fragmen arang kayu yang diyakini dari tiang yang terbakar dan terlempar. Para peneliti telah sampai pada lapisan di mana peristiwa dramatis berabad-abad lalu akhirnya mengubur komplek hunian tersebut.

3. Yoni di Persawahan Kuno

Penghuni Liangan telah memliki peradaban agraris level tinggi. Area pertanian kuno penduduk Liangan ditemukan ada di posisi lebih tinggi dari area peribadatan maupun hunian. Di area ini ditemukan yoni berbentuk lempengan, berbeda dengan yoni pada umumnya.

Yoni di Liangan yang ditemukan di area pertanian ini dibuat secara khusus dan diletakkan langsung menyatu dengan tanah. Biasanya yoni berbentuk persegi dan di tengah ada lubang serta memiliki cerat di salah satu sisinya.

Sebagai penyangga juga berbentuk persegi, yang disimbolisasikan sebagai bumi. Sebagai simbol kesuburan, yoni di area pertanian Liangan ini tanpa kotak penopang, karena memang langsung ditempatkan menyatu dengan tanah pertanian.

Dilihat dari jejaknya, pertanian kuno Liangan utamanya bertanam padi. Alat pertanian logamnya sudah cukup maju pada zamannya. Artefak alat pertanian yang ditemukan beragam, dan serupa dengan alat pertanian tradisional sekarang.

4. Petirtaan Liangan

Di antara temuan artefak, fragmen, dan unsur bangunan, lokasi yang diduga petirtaan atau sumber air terbilang menarik.

Sisi menariknya karena di antara temuan-temuan bangunan terdahulu, di petirtaan ini terlihat ada ornamen ukir atau semacamnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved