Tunanetra Andalkan Indera Peraba untuk Kenali Uang
Pada pecahan baru, terdapat blind code di semua nominal selain perbedaan ukuran tiap nominal yang sering menjadi patokan bagi tuna netra.
Penulis: ang | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Bagi penyandang tuna netra, adanya sejumlah instrumen penanda pada pecahan baru rupiah sangat memudahkan.
Pasalnya bagi tuna netra yang lebih mengandalkan rabaan lebih cepat membedakan nominal rupiah yang digunakannya.
Seperti yang diakui Eko Suwasto, pengajar braille Loka Bina Karya (LBK) Klaten.
Menurutnya pada pecahan baru, terdapat blind code di semua nominal selain perbedaan ukuran tiap nominal yang sering menjadi patokan bagi tuna netra.
"Kalau uang lama, untuk membedakannya biasanya menggunakan ukuran karena banyak yang tidak terlalu kenal simbolnya. Tapi repotnya kalau dapat uang dengan ukuran yang sama, tidak bisa membedakan berapa nominalnya," ujarnya di sela sosialisasi pecahan baru rupiah dari Perwakilan BI Surakarta, Rabu (20/9).
Namun pada pecahan baru, tuna netra cukup meraba tepi uang dan mengenali nominal dari jumlah pasangan garis.
Untuk nominal rupiah paling Rp 100.000 memiliki sepasang garis, untuk Rp 50.000 terdapat dua pasang garis, Rp 20.000 tiga pasang garis, Rp 10.000 empat pasang garis, Rp 5.000 lima pasang garis, Rp 2.000 enam pasang garis, dan Rp 1.000 tujuh pasang garis.
"Bagi tuna netra tidak harus menghitung jumlah garisnya, cukup diraba urut paling ujung, kalau ada garis lagi berarti nominalnya lebih kecil," ungkapnya. (*)