Mira Annisa Dirikan Carousel untuk Kawula Muda
Adalah Carousel, nama yang digunakan untuk merek dari produk-produk fashion yang ditawarkannya pada khalayak muda.
Penulis: abm | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM – Berasal dari keluarga sederhana, Mira Annisa (23), alumni Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi UNY tersebut mampu meraih kesuksesan di usia mudanya.
Dara yang lahir di Sleman, 10 Oktober 1993 silam tersebut kini besar bersama brand fashion bersemangat muda, yang ia bangun bersama seorang kawannya di tahun 2013 lalu.
Adalah Carousel, nama yang digunakan untuk merek dari produk-produk fashion yang ditawarkannya pada khalayak muda.
Nama tersebut digunakan memiliki arti bahwa kehidupan seseorang selalu mengalami perputaran layaknya komidi putar.
Namun, walau menemukan sebuah ketidakpastian, komidi putar selalu terlihat ceria dan menyenangkan.
Dan hal itulah filosofi yang dicoba Mira sampaikan melalui nama tersebut.
Sebelum sukses menjual produk-produk itu kepada para penggemar setia dari Carousel, ia bersama kawannya hanya menjual animal hat, sebuah topi dengan karakter hewan-hewan yang menggemaskan.
“Jadi awalnya dulu pas masih kuliah cari-cari penghasilan tambahan buat uang saku dan nabung. Selain jual-jual (wirausaha), aku pun sering ikut event-event gitu, jadi freelance dan masih banyak lagi. Nah, suatu ketika aku dan satu partnerku (yang sama-sama membangun Carousel) bikin event yang ternyata rugi sampai puluhan juta,” tutur pengusaha muda yang juga seorang selebgram ini.
Sejak saat itu, ia bersama partnernya dalam membangun Carousel berpikir keras untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka alami.
Mereka terus memutar otak bagaimana caranya untuk membayar hutang dengan jumlah yang besar, hingga pada akhirnya Mira terpikir untuk berbisnis online dengan menjual animal hat.
Dan tanpa disangka-sangka, produk yang ditawarkannya mampu menyita hati masyarakat muda untuk membeli produknya.
“Kenapa animal hat? Jadi dulu pas kita pernah ikut event gitu, ada fans yang ngasih gift ke talent (Mira) berupa animal hat. Menarik dan lucu kesannya. Terus aku cari supplier dari animal hat. Awalnya dropship, karena sama sekali nggak ada modal. Aku lihat respon customer itu tingguin dari iklan kita,” pungkas Mira.
“Dari uang dropship dan kebetulan lolos beasiswa BI, aku mulai ready stock animal hat. Ready stock karena lebih puas aja gitu. Kita bisa kontrol kualitas barang, foto produk juga bisa lebih menarik, sampai packaging pun bisa kita desain semenarik mungkin agar customer lebih puas,” lanjutnya.

Kemampuan yang Saling Melengkapi
Kata Mira, sejauh perjalanannya membangun usaha fashion bagi anak muda di Indonesia dan telah meraih kesuksesannya, hal itu tak akan terjadi jika tidak ada kerjasama tim yang kompak untuk sama-sama membesarkan bisnisnya.
Kemampuannya memberikan pelayanan terbaik kepada para pembeli produk, dipadukan dengan kemampuan desain dan fotografi yang dimiliki kawannya menjadi perpaduan yang pas, sehingga bisa membuat Carousel menjadi seperti saat ini.
“Sampai akhirnya Carousel ini berkembang, mulai dikenal masyarakat terutama anak muda. Dari animal hat ini kita memiliki inovasi bikin animal cap, hoodie, sweater, snapback, tshirt dan lainnya yang aku sebutkan tadi, dan mengambil tema tentang animal. Makin ke sini, kita makin menguatkan soul Carousel yang base-nya fun, ceria dan animal. Berjalannya waktu, kita bisa menciptakan pasar untuk segmen Carousel itu sendiri, dan mulai menemukan customer loyal kita,” ungkap Mira sambil tersenyum.
Tambahnya, melalui Carousel yang kini telah mendapatkan banyak kepercayaan dari para pelanggan setianya, ia berharap karakter-karakter hewan yang menggemaskan tersebut, dapat sekaligus mengkampanyekan 'save animal' di kalangan kawula muda untuk menjaga lingkungan serta hewan yang hidup di sekitar mereka.
“Saat ini kita pun sudah membuka toko untuk produk-produk dari Carousel. Produk carousel yang dipakai pun nggak cuma menarik dan lucu namun juga bisa berkesan dan punya value tersendiri,” tambahnya. (*)