Idul Adha 2017

Makan Torpedo Kambing Meningkatkan Gairah Seksual, Mitos atau Fakta?

Bandingkan jenis daging yang lain, daging kambing memiliki beberapa mitos yang dipercaya masyarakat.

Tribun Jogja/Gilang Satmaka
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Pada hari Jumat (1/9/2017) umat Islam di Indonesia dan berbagai belahan lain dunia merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

Sebagaimana biasanya pada hari raya ini sebagian masyarakat akan menikmati makanan berbahan daging hewan kurban berkaki empat atau red meat seperti kambing, sapi atau kerbau.

Bandingkan jenis daging yang lain, daging kambing memiliki beberapa mitos yang dipercaya masyarakat.

Apa itu?

Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, yang dikenal sebagai spesialis penyakit dalam, mengatakan, masyarakat percaya bahwa makan daging kambing bisa menaikan tekanan darah.

Masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (TD < atau = 90/60), misalnya, meningkatkan makan daging kambing agar tensinya naik.

Padahal menurut dr Ari, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal.

Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur.

Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung.

Tapi pada sebagian masyarakat, tanpa melihat apa penyebab tekanan darahnya rendah, langsung mengonsumsi daging kambing secara berlebihan.

Kalau tensi turun karena gangguan jantung makan daging kambing justru akan fatal dan memperburuk keadaan.

Mitos kedua adalah torpedo atau testis kambing meningkatkan gairah seksual.

Kabar yang beredar ditengah masyarakat, "torpedo" atau testis kambing yang dijadikan sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual.

“Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar, memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual.

Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan,” ujar dokter Ari seperti dikutip dari email yang diterima Warta Kota, Kamis (31/8/2017).

Dokter dari Rumah Sakit Cipta and Mangunkusumo (RSCM) ini mengatakan, daging kambing seperti juga daging merah lain mengandung lemak tinggi.

Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh.

Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.

Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani.

Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.

Daging kambing juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama Hari Raya Kurban mengandung zat gizi yang memang dibutuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan.

Dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambingberlebihan adalah sembelit.

Kalau kebetulan penyakit GERD, maka GERDnya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan.

Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.

“Silahkan mengosumsi daging kurban dan jangan berlebihan.

Jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan,” katanya. (Warta Kota/Lilis Setyaningsih)
 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved