Yakkum Emergency Unit Gelar Seminar Urban Thinkers Campus Mengenai Perbaikan Permukiman Kumuh

Acara yang diinisiasi oleh Yakkum Emergency bersama Huairou Commision menghadirkan serangkaian acara menarik di dalamnya.

Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Pradito Rida Pertana
Urban Thinkers Campus menggelar Seminar Perencanaan Urban dan Permuliman Kumuh untuk Komunitas Bantaran Sungai. Seminar bertempat di Ruang Budiman lantai 3 UKDW, Yogyakarta, Selasa (22/8/2017). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Pradito Rida Pertana

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Urban Thinkers Campus digelar di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Selasa (22/8/2017).

Acara yang diinisiasi oleh Yakkum Emergency bersama Huairou Commision menghadirkan serangkaian acara menarik di dalamnya.

Salah satu acara tersebut adalah seminar yang membahas 'Perencanaan Urban dan Permuliman Kumuh untuk Komunitas Bantaran Sungai'.

Seminar yang digelar ada berlangsung dalam dua sesi.

Untuk sesi yang pertama digelar seminar yang membahas mengenai 'Komitmen Nasional dan Daerah dalam Pelaksanaan Agenda Baru dan Membangun Permukiman di Bantaran Sungai.

Dilanjutkan sesi kedua yaitu, mengenai 'Kontribusi Organisasi Masyarakat Sipil dan Kelompok Perempuan dalam Membangun Ketangguhan Masyarakat di Daerah Bantaran dari Struktur hingga Kultur'.

Adapun pembicara saat sesi kedua ini adalah, Ir. Bakti Setiawan yang merupakan seorang dosen UGM yang fokus pada perencanaan kota dan daerah.

Ada pula Sri Haryani dari Kelompok Perempuan Akar Rumput, dan juga Rafi Ondang dari Ford Foundation.

Sri Haryani, dalam pemaparan singkatnya mengatakan, beberapa waktu lalu saat ia menyusuri sungai Gajah Wong, ia melihat banyak bangunan yang layak huni dan bisa dibilang bagus.

Namun setelah ia telisik ternyata masyarakat membangun tempat tersebut tidak secara instan, melainkan secara bertahap.

"Kemarin saya menyusuri sungai Gajah Wong, pemukiman disana sudah layak huni. Ternyata pemukiman itu butuh waktu untuk membuatnya, warga disana memanfaatkan barang bekas untuk tempat tinggalnya di pinggir sungai. Ada sebagian yang bagus, bisa bagus itu karena keuletan pemilik rumah dan memenfaatkan barang bekas," katanya.

Meskipun demikian, ia menilai kawasan bantaran sungai tersebut masih rawan akan banjir. Ia berharap agar pemerintah bisa terlibat di dalam penataan pemukiman di bantara sungai, terlebih bisa mengendalikan banjir sesuai program yang dicanangkannya mengenai pemukiman di bantaran sungai.

"Di sana (bantaran sungai Gajah Wong) masih sering banjir, seringnya banjir karena banyak sampah di sungai, pemerintah kerap menuduh warga karena buang sampah sembarangan, padahal warga menyediakan tempat sampah di bantaran kali. Yang membuang sampah kan orang lain, kita yang dituduh. Semoga pemerintah bisa menangani permasalahan ini dan melibatkan warga dalam programnya," jelasnya.

Setelah pemaparan, seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara dalam seminar tersebut. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved