Smart Woman

Tak Puas Hanya di Dunia Modeling, Dara Kelahiran Bandung Ini Juga Tekuni Seni Peran

Baginya menjadi model saja tidak cukup, ia ingin keluar dari zona nyaman untuk merambah dunia yang lain.

Penulis: Gaya Lufityanti | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Hendra Krisdianto
Dilla Fadiela 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dunia modelling yang telah digeluti sejak TK, kini mulai melambungkan nama Dilla Fadiela menjadi model runway.

Namun baginya menjadi model saja tidak cukup, ia ingin keluar dari zona nyaman untuk merambah dunia yang lain.

Perkenalan Dilla dengan dunia modelling sudah terjadi sejak dini, namun baru diseriusi saat ia duduk di bangku SMA. Lewat sebuah agensi, perempuan berpostur tinggi 174 cm dan berat badan 54 kg ini berkesempatan mengikuti lomba-lomba dan show-show besar.  

"Modelling itu cukup banyak mengubah aku dari yang awalnya pemalu, tomboy, enggak supel dan penakut kemudian menjadi orang yang percaya diri, lebih fokus dan mandiri," ujar dara kelahiran Bandung, 24 Juli 1993 ini.

Dilla mengaku, dulu dirinya tidak supel dalam bergaul. Namun dunia modelling menuntutnya untuk bertemu dengan koreografer hingga fotografer sehingga membentuk karakternya untuk lebih komunikatif.

Termasuk juga karakternya yang dulu penakut, kini sudah berubah menjadi mandiri. Hal ini dikarenakan sebagai model, ia kerap mendapatkan pekerjaan di luar kota, semisal Bali, Maluku, Ambon, hingga Papua.

Kiprah modelling Dilla kemudian berkembang sejak ia mewakili DIY dalam ajang Puteri Kopi Indonesia. Mengaku masih muda dan belum memiliki pengalaman saat itu, ia pun harus puas menjadi finalis dalam kompetisi tersebut.

Pengalamannya pun bertambah saat mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya ini mengikuti ajang Wajah Femina pada tahun 2014. Tidak puas langkahnya terhenti pada tahap semi finalis, ia pun kembali berkompetisi pada ajang yang sama pada tahun 2016.

Berbeda dengan keikutsertaan sebelumnya, Dilla lebih mempersiapkan dirinya dalam kompetisi modelling tersebut. Kali ini ia mengaku telah mengevaluasi kekurangan pada dirinya dan mempelajari kelebihan yang dimiliki pemenang-pemenang Wajah Femina yang rupanya harus memiliki kegiatan di luar modelling.

"Ternyata finalis tidak hanya memiliki basic modelling saja, namun juga harus merepresentasikan perempuan Indonesia yang mandiri dan aktif. Finalis tak hanya menunjukkan penampilan yang cantik, tapi juga memiliki kelebihan untuk menjadi inspirasi orang lain. Sehingga kemampuan public speaking, attitude, akting, presenting, pembawaan diri hingga gaya berbusana menjadi nilai tersendiri," katanya yang akhirnya menyabet penghargaan sebagai Best National Costume Wajah Femina 2016 ini.

Dari kompetisi inilah akhirnya sulung dari dua bersaudara ini belajar banyak bahwa menjalani dunia modelling saja tak cukup baginya. Ia menyadari harus keluar dari zona nyaman untuk menggeluti bidang-bidang lain di luar modelling, termasuk akting dan bisnis.

"Menginjak umur 24 tahun ini aku semakin sadar usia, tidak mungkin bertahan selamanya di bidang modelling mengingat banyak bermunculan model-model muda berbakat yang baru. Mama pun mendorongku untuk keluar dari zona nyaman dengan mencoba merambah bidang lain," imbuhnya. 

Cicipi Dunia Seni Peran

Dunia modelling telah memperkenalkan Dilla dengan dunia akting. Beruntung, pada awal karir aktingnya, Dilla berkesempatan beradu akting dengan aktor-aktor top dalam film layar lebar kenamaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved