Community Life
Mengenal Pen Spinning, Hobi Unik Asal Negeri Sakura
Tak mudah memainkan permainan ini, karena membutuhkan kecepatan dan konsentrasi yang lebih bagi para pemainnya.
Penulis: abm | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Pen Spinning, pada awalnya hanyalah sebagai permainan biasa yang telah ada sejak era tahun 1940-an di kalangan masyarakat negeri Sakura, Jepang.
Biasanya ketika itu para masyarakatnya mengisi waktu luangnya dengan memainkan permainan ini, yaitu permainan jari dengan mengan menggunakan pulpe atau barang-barang serupa.
Tak mudah memainkan permainan ini, karena membutuhkan kecepatan dan konsentrasi yang lebih bagi para pemainnya.
Hingga pada akhrinya di era akhir tahun 1990-an, ada salah satu mahasiswa asal Jepang bernama Bonkura mencoba untuk mempopulerkan permainan ini kepada teman-temannya di universitas.
Dan pada akhirnya permainan inipun menjadi booming dan banyak diketahui oleh khalayak luas di negara-negara lainnya di dunia.
Hingga saat ini, banyak sekali masyarakat dunia yang memainkan permainan Pen Spinning, termasuk di Indonesia sendiri.
Pen Spinning sendiri baru masuk ke Indonesia dan dimainkan oleh masyarakatnya pada 2009 silam. Ketika itu banyak sekali masyarakatnya, terutama didominasi oleh para kawula muda berbondong-bondong untuk belajar dalam memainkan permainan yang hanya perlu menggunakan media pulpen ini.
Hal itupun terjadi di Yogyakarta, di awal-awal masuknya Pen Spinning ke Indonesia. Dan hingga pada akhirnya di tahun 2010, para kawula muda yang memiliki minat yang sama pada permainan ini mendirikan komunitas bernama Jogja Pen Spinning Community (JPSC).
Billy Ramadian, Ketua JPSC yang juga penggagas komunitas tersebut menuturkan, pada awalnya hanya beberapa orang saja kawula muda di Yogyakarta yang mengetahui permainan ini. Salah satunya adalah dirinya.
"Awalnya saya dan Yudha (penggagas lainnya JPSC) berkenalan di forum Pen Spinning nasional. Jadi sebelum JPSC berdiri, sudah ada forum nasionalnya dulu. Dulu kami di Yogyakarta hanya berlima saja ketika mendirikan komunitas ini," ungkap Billy dalam sesi wawancaranya bersama Tribun Jogja beberapa hari lalu.
Sampai saat ini, di hampir tahun ketujuhnya JPSC berdiri di tengan masyarakat Yogyakarta, setidaknya mereka sudah memiliki lebih dari 150 anggota.
Mereka tidak hanya bermain bersama dalam permainan ini, namun juga membagikan pengetahuannya kepada para anggota lainnya yang belum bisa memainkan sebuah teknik permainan Pen Spinning.
"Kebanyakan anggota kami adalah anak-anak muda. Mereka usianya kisaran dari murid SMP sampai mahasiswa. Dalam komunitas ini kami selalu melakukan berbagai aktivitas, di antaranya seperti sharing mengenai teknik permainan Pen Spinning dan lain sebagainya," tutur Billy. (*)