Kekerasan dalam Diksar Mapala UII
Lima Peserta Diksar Mapala UII Akhirnya Buka Suara, Ini Keterangan Mereka
Mereka mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab kematian tiga orang peserta.
Penulis: akb | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Lima mahasiswa peserta Diksar Mapala UII yang dirawat di RS JIH, akhirnya angkat bicara terkait kegiatan yang merenggut tiga nyawa tersebut.
Mereka mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab kematian tiga orang peserta.
Baca: BREAKING NEWS: Mapala Unisi UII Akhirnya Berani Bersuara, Ini Penjelasan Mereka Terkait Diksar Maut
Kelima mahasiswa itu yakni Muhammad Fahrul mahasiswa jurusan Manajemen angkatan 2014, M Sandi Malik Ibrahim mahasiswa jurusan Hukum angktan 2015, Fakir Rohim mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2015, Revin Nuzul mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2014, dan Suryadi Sepriawan mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2015.
Dalam kesempatan itu mereka menyanggah adanya rotan yang digunakan panitia untuk melakukan pemukulan.
Baca: REALTIME NEWS : Mapala UNISI Bantah Panitia Injak Kaki Peserta Diksar
Baca: Rektor UII Akui Ada Indikasi Kekerasan dalam Diksar Mapala UII
Namun yang digunakan untuk menyabet yakni batang tanaman sebesar jari yang didalamnya seperti gabus berwarna putih.
Pukulan atau cambukan itu diperoleh peserta sebagai bentuk hukuman dari pihak panitia.
"Ada temen-temen di belakang (saat jalan) yang misalnya susah bergerak (mendapatkan cambukan)," ungkap Suryadi Sepriawan saat melakukan jumpa pers bersama teman dan beberapa orangtua di RS JIH, Jumat (27/1/2017).
Terkait surat pernyataan sebelum mengikuti Diksar, mereka mengatakan jika tidak ada unsur paksaan dari panitia.
Sebab sebelum menandatangani itu mereka diberi kesempatan untuk membaca detail surat pernyataan bermeterai.
Baca: Ini Keterangan Orangtua Abyan Terkait Kronologi Kuku Peserta Diksar Mapala Unisi yang Copot
M Sandi Malik Ibrahim menambahkan, pada kegiatan itu dilapangan ia hanya melihat peserta dan panitia dari Mapala. Ia tidak mengetahui adanya dosen maupun alumni dari UII yang ada di acara tersebut.
"Kita nggak bisa nyalahkan orang, karena ini musibah," kata Sandi. (*)