Penjualan Daging Sapi di Pasar Kulonprogo Tetap Normal
Penjualan daging di wilayah ini tidak mengalami gejolak dan tetap normal seperti biasa.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Serangan penyakit antraks di Kulonprogo tak banyak berpengaruh bagi pedagang daging di pasar umum.
Penjualan daging di wilayah ini tidak mengalami gejolak dan tetap normal seperti biasa.
Terlihat di Pasar Glaeng, Jangkaran, Kecamatan Temon, penjualan daging sapi maupun kambing relatif normal. Seorang pedagang daging, Tarsiyah (55) mengatakan harga daging sapi saat ini masih stabil di angka Rp120 ribu per kilogram. Dirinya mengaku tak terpengaruh adanya kasus penyakit antraks tersebut.
“Jualan masih biasa saja, pembeli juga tidak merasa khawatir," kata dia, Selasa (24/1/2017).
Rata-rata daging sapi maupun kambing berhasil dijualnya antara 30-40 kilogram per hari. Jumlahnya bisa lebih banyak jika mendapat pesanan.sehari sebelumnya, ia bahkan mendapat pesanan hingga 1,5 kuintal.
Stok daging diambilnya dari Semarang karena harganya lebih rendah dan untung didapatkan lebih banyak.
Meski begitu, dirinya mengaku sangat selektif atas kualitas daging yang dijual. Daging berkualitas buruk akan dikembalikan dan tidak dijual. Dia sendiri bisa membedakan kualitas daging dari rupa permukaan dagingnya.
"Daging bagus warnanya merah segar sedangkan yang agak kehitaman itu jelek. Biasanya saya tidak jual kalau jelek," katanya.
Staf Kesmavet Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pangan, Joko Purwoko saat melakukan pemantauan di Pasar Glaeng mengatakan, secara fisik, daging yang terkena bakteri antraks maupun kuman lainnya tidak bisa dibedakan. Analisa hanya bisa dilakukan dengan uji laboratorium.
Pihaknya mengimbau pedagang supaya hanya menjual daging dari rumah potong hewan (RPH) saja. Selain itu, diharapkan juga melengkapi dengan surat keterangan kesehatan daging dari RPH tempat sapi tersebut dipotong. (*)