Manajemen Facebook Tegas Akan Blokir Akun Penyebar Ujaran Kebencian dan Informasi Hoax

Pihak Facebook saat sedang membuat sistem intelijen untuk mendeteksi akun-akun yang disinyalir sebagai sumber penyebaran kebencian.

Editor: Muhammad Fatoni
net
Facebook 

TRIBUNJOGJA.COM - Jangan lagi menebar kebencian dan saling serang dan ejek, lewat Facebook. Risikonya, akunmu akan diblokir! Nih warning bos Facebook, Mark Zuckerberg!

Belajar dari Pemilihan Presiden di Amerika Serikat, juga berbagai proses pesta demokrasi di Indonesia, Facebook merasa perlu untuk segera stop ujaran kebencian.

Karena itu, pihak Facebook saat sedang membuat sistem intelijen untuk mendeteksi akun-akun yang disinyalir sebagai sumber penyebaran kebencian.

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg menegaskan hal itu pada APEC CEO Summit 2016 di Peru, belum lama ini.

"Penyebaran kebencian di media sosial makin masif. Timbul kecemasan banyak pihak," kata Mark mengawali sambutan kecemasannya.

Mark menuturkan manajemen Facebook akhir-akhir ini banjir keluhan dari berbagai penjuru dunia.

Pengguna Facebook mengeluh, merasa semakin tidak nyaman menggunakan media sosial berlogo huruf dengan dominasi warna biru itu.

"Tapi kita perlu stop penyebaran kebencian, kekerasan dan misinformasi," tegas Zuckerberg.

Kecemasan miliarder dengan gaya hidup sederhana ini beralasan.

Ia melihat Pemilu di berbagai negara membuat banyak orang saling menyerang di media sosial.

Saling serang tidak hanya antarkubu yang sedang bersaing.

Mereka yang dalam kubu netral pun ikut jadi korban kedua kubu.

Bahkan manajemen Facebook juga menerima semakin banyak laporan bahwa media sosial yang paling disukai di seluruh penjuru dunia itu juga disalahgunakan untuk segelintir pihak untuk menebar ketakutan.

Akun-akun yang terindikasi sebagai pelecut gerakan terorisme juga akan ditutup.

Akan diblokir, sama halnya dengan akun-akun penyebar ujaran kebencian.

"Kita bangun intelijen memerangi terorisme," tegasnya.

Manajemen Facebook merasa perlu memblokir akun-akun penyebar ujaran kebencian demi melindungi jutaan pengguna lain yang merasa semakin tidak nyaman menggunakan media sosial ini.

"Kita perlu memastikan bisa melindungi privasi banyak orang," tegasnya.(*/tribunstyle.com)

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved