Inggris Keluar dari Uni Eropa, Bagaimana Dampaknya Terhadap English Premiere League?

Inggris kini harus menentukan sendiri langkahnya dalam beberapa hari ke depan dan akan berpengaruh pada sepak bola.

Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Google
Logo Premier League 

TRIBUNJOGJA.COM - Beberapa hari lalu, ketika pemungutan suara Uni Eropa makin dekat, David Beckham menyatakan Inggris harus tetap menjadi anggota.

Beckham, yang pernah bermain di Prancis, Spanyol, dan Italia selama berkarier, mengatakan Manchester United yang luar biasa dan dibangun oleh pelatih Sir Alex Ferguson bisa lebih sukses karena campuran sejati antarpemain Eropa yang memberikan banyak gelar.

Eks rekan seklub Beckham di Manchester United, Rio Ferdinand, juga berpikir senada, menyatakan bertahan di Uni Eropa.

Pernyataan itu muncul setelah Liga Inggris (20 klub) menegaskan, keluar dari Uni Eropa akan berhadapan dengan "keterbukaan" liga itu sendiri dan seluruh klubnya.

"Ada keterbukaan tentang Liga Inggris, yang saya pikir itu akan benar-benar aneh jika kita mengambil posisi berlawanan (dengan Uni Eropa)," ujar Ketua Eksekutif Liga Inggris Richard Scudamore kepada radio BBC, Jumat (24/6/2016) WIB.

Namun, nasi sudah menjadi bubur, mayoritas rakyat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.

Sebanyak 51,9% suara penduduk memilih Brexit (Britania Exit).

Tak lama setelah itu, David Cameron mundur dari kursi Perdana Menteri Inggris karena merasa gagal mempertahankan negerinya tetap di Uni Eropa.

Inggris kini harus menentukan sendiri langkahnya dalam beberapa hari ke depan dan akan berpengaruh pada sepak bola.

Liga Inggris akan "berubah secara radikal".

Efek paling utama adalah terhadap regulasi saat ini, para pesepak bola Eropa harus punya izin kerja, seperti dilakukan pemain dari luar benua itu, untuk bisa bermain di Inggris.

Menurut kriteria saat ini untuk pemain non-Uni Eropa, para pemain dituntut bermain dalam persentase tertentu di laga timnasnya agar bisa mendapatkan izin kerja.

Jika kriteria itu diterapkan, maka lebih dari 100 pemain Liga Inggris akan gagal mendapatkan izin kerja.

“Penting sekali bahwa kita menginginkan liga terbaik di dunia, karena itulah kita harus bertahan di Uni Eropa," kata agen sepak bola Jonathan Barnett, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari First Post.

Menurut pengacara imigrasi olahraga ternama, seperti dilaporkan SkySports, sejumlah pemain Eropa mungkin tak lama lagi bisa bermain di Liga Inggris menyusul Brexit ini, meski masih ada beberapa tahun lagi sebelum efek itu dirasakan.

Jika Inggris memberlakukan aturan imigrasi saat ini untuk pada pemain Eropa, seorang pemain dari 10 negara top FIFA harus tampil 30% di laga timnasnya dalam dua tahun sebelum tanggal pendaftaran untuk mendapatkan izin kerja.

Negara berperingkat 11-20 harus bermain dalam 45%, peringkat 21-30 harus bermain 60%, dan 75% untuk negara-negara berperingkat 31-50.

Di antara pemain saat ini yang merumput di Liga Inggris, Dimitri Payet, N’Golo Kante, dan Anthony Martial tak memenuhi persyaratan itu.

Pemain Inggris Jadi Lebih Mahal

Para agen ternama sepak bola Inggris juga menyatakan bahwa biaya transfer untuk para pemain lokal seperti Harry Kane dan Dele Alli akan meningkat 40% jika regulasi baru diperkenalkan.

"Apa pun regulasi baru yang muncul setelah Inggris keluar Uni Eropa, satu hal yang pasti adalah bahwa para pemain Inggris Raya akan menjadi lebih mahal," jelas agen sepak bola Sky Andrew.

Menurut laporan Deloitte, Liga Inggris meraup pendapatan 3,3 miliar pound atau lebih dari Rp 64 triliun di musim lalu dan kontrak televisi seluruh dunia bernilai 8,3 miliar pound atau sekitar Rp 161 triliun.

Banyak yang percaya bahwa larangan mendatangkan banyak pemain asing ke kompetisi-kompetisi Inggris akan mempromosikan bakat pemain lokal.

"Aturan Uni Eropa melukai kemampuan kami untuk mengembangkan bakat pemain lokal dan menutup akses arus bakat global," ujar juru bicara kubu yang keluar dari Uni Eropa, Robert Oxley.

Dengan keluar dari Uni Eropa, tambah Oxley, maka uang bisa dihemat dari membayar pemain asing untuk digunakan membangun lebih banyak olahraga akar rumput. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved