Seorang Ilmuwan Masuk ke "Pintu Neraka", saat Berada di Dasar Kawah Ia Menemukan Hal Mengejutkan
Sebuah kawah di gurun Karakum, Turkmenistan terus mengobarkan api semenjak lebih dari 40 tahun lalu.
Penulis: say | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Sebuah kawah di gurun Karakum, Turkmenistan terus mengobarkan api semenjak lebih dari 40 tahun lalu.
Ilmuwan belum dapat memprediksi, kapan kobaran itu akan padam.
Kawah itu bernama asli Darvaza, memiliki lebar 69 meter dan dalam 30 meter. Oleh penduduk setempat, kawah yang terus mengeluarkan api itu dijuluki "pintu neraka".
Bagaimana awal terbentuknya masih diperselisihkan, tetapi teori yang paling banyak diterima adalah eksplorasi gas yang dilakukan Uni Soviet.
Seorang ahli geologi Turkmenistan seperti dikutip dari The Guardian mengatakan, lubang bor untuk mengeksplorasi gas dibakar pada tahun 1971 karena khawatir akan mengeluarkan gas beracun.
Namun setelah dibakar, apinya tak mau padam hingga kini. Padahal awalnya, itu diprediksi dapat padam hanya dalam beberapa minggu.
Semburan gas metana yang muncul dari dalam kawah menjadi penyebab, mengapa apinya terus menyala.
Pada tahun 2014 lalu, George Kourounis, seorang penjelajah Kanada masuk ke dalam dasar kawah.
Ia ingin mengumpulkan sampel tanah di dasar lubang, untuk mengetahui apakah ada makhluk hidup yang dapat bertahan di lingkungan dengan suhu sangat tinggi atau tidak.
Hasilnya, tim menemukan ada bakteri yang dapat hidup dengan nyaman di dasar kawah. Bakteri itu tak ditemukan di tanah sekitar kawah.
Saat berada di dasar "pintu neraka", ia melihat ribuan api kecil yang mengeluarkan suara seperti mesin jet. (*)