Sungguh Naas, Guru SD Ini Tertimbun Longsor Saat Hendak Hadiri Perpisahan Siswanya

Kakaknya tersebut merupakan wali kelas bagi siswa-siswi kelas VI, sehingga ikatan emosi antara guru dan murid terjaliin begitu kuat.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: oda

Laporan Reporter Tribun Jogja, Azka Ramadhan

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Muji Santoso (56), warga Dusun Caok, Karangrejo, Kecamatan Loano, Purworejo, menjadi salah satu korban bencana tanah longsor dan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, pada Minggu (19/6/16) pagi, sekitar pukul 06.00.

Muji yang dalam kesehariannya berprofesi sebagai guru SD Negeri Karangrejo, berniat menghadiri agenda pengajian sekaligus perpisahan siswa-siswi kelas VI yang baru saja dinyatakan lulus untuk melanjutkankan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, di Aula SD setempat, selepas shalat Magrib, Sabtu (18/6/16).

Dikisahkan oleh adik kandung almarhum, Marino (48), bahwa kakaknya tersebut merupakan wali kelas bagi siswa-siswi kelas VI, sehingga ikatan emosi antara guru dan murid terjaliin begitu kuat.

Hal tersebut yang ditengarai membuat Muji nekat berangkat meski dalam keadaan hujan lebat disertai angin kencang.

"Saya berkali-kali sudah mengingatkan supaya tetap di rumah saja, karena cuaca pada malam itu memang sangatlah tidak memungkinkan untuk bepergian. Tapi, akhirnya Mas Muji memilih pergi menggunakan sepeda motor, sekitar pukul 18.30 WIB," ujarnya.

Benar saja, firasat buruk langsung menggelayuti Marino ketika mendengar kabar telah terjadi longsor di jalur Caok-Purworejo.

Dirinya hafal betul jikalau kakaknya selalu melewati jalan itu setiap kali hendak ke sekolah tempatnya mengabdi menjadi guru.

"Begitu mendengar kabar itu, saya langsung mencoba hubungi Mas Muji, tapi tidak bisa, telepon genggamnya sudah tak aktif lagi," kata Marino.

Seketika, ia pun turut serta bersama tim SAR dan beberapa masyarakat yang bergerak menyisir lokasi kejadian untuk melakukan proses evakuasi.

Sayang, karena minimnya alat penerangan, ditambah hujan yang tak kunjung reda, pencarian berujung nihil.

"Kami sekeluarga akhirnya yakin kalau Mas Muji benar-benar telah tiada waktu jasadnya ditemukan pagi hari tadi (kemarin, red)," kata Marino.

Akhir menyesakkan bagi seorang Muji Santoso, pria bersahaja yang bekerja sampingan menjadi tukang urut tersebut.

Keinginan untuk melepas siswa-siswinya pun urung terlaksana, bahkan dirinya kini harus berpisah selama-lamanya dengan anak didik yang begitu ia cintai itu. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved