Misteri

Cerita Angker Randu Alas Raksasa, Abang Becak Turunkan Penumpang, Eh Tiba-tiba Hilang

Saya pernah bertemu orang, dia berkata di pohon sebelah selatan yang masih hidup ada pusaka yang terpendam

Editor: Iwan Al Khasni
Tribun Jogja/ Panji Purnandaru
Pohon Randu Alas 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Panji Purnandaru

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Situs kuno bekas lokasi Keraton Pleret di Dusun Kauman, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul juga terdapat dua pohon randu alas raksasa.

Lokasi pohon super jumbo ini di selatan situs Masjid Kauman Pleret.

Menurut penelitian Dinas Kebudayaan Daerah Keistimewaan Yogyakarta, dapat dipastikan situs tersebut sebagai lokasi bekas Masjid Agung Keraton Pleret, ketika Susuhunan Amangkurat I bertahta pada 1646-1677 Masehi.

Menurut Muhadi (75), mantan dukuh dan juru pelihara situs Masjid Kauman Pleret, pohon randu alas itu masih hidup subur sampai 2013. Namun sesudah itu salah satu pohon mati akibat tersambar petir.

"Salah satu dari pohon tersebut terkena petir dan mati, sehingga Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta membuat penyangga besi di kedua pohon randu tersebut agar tidak roboh," kata Muhadi, Jumat (3/6/2016).

Riwayat singkat berdasar cerita tutur yang diperolehnya, dua pohon randu alas itu pada 1941 sudah berukuran sangat besar. Diameternya lebih kurang dua (2) meter.


Pohon Randu di Pleret, Bantul | Tribun Jogja/ Panji Purnandaru

"Sejak saya lahir 1941, pohon tersebut sudah ada dan memiliki ukuran besar seperti itu, kira-kira diameternya dua meter,"tuturnya.

Menurut cerita yang beredar pohon tersebut mulai tumbuh setelah penyerangan Trunojoyo pada 1677 M, dan Pleret mulai ditinggalkan penghuninya.

Kisah-kisah aneh juga mewarnai keberadaan dua pohon tersebut. "Saya pernah bertemu orang, dia berkata di pohon sebelah selatan yang masih hidup ada pusaka yang terpendam," ungkap Muhadi.

"Pohon yang sudah mati sebelahnya pernah juga ada yang mengatakan ada harta benda yang terpendam,"katanya.

Muhadi juga mengungkapkan pernah ada tukang becak yang menurunkan penumpang di dekat situs tersebut, tapi tiba-tiba hilang, dan meninggalkan uang begitu saja," tambahnya.

Muhadi berharap situs dan pohon raksasa yang bisa jadi penanda itu dapat dirawat dengan baik, sehingga dapat menarik masyarakat untuk mengunjunginya.

"Semoga pemerintah memperhatikan dan merawat dengan baik situs dan pohon randu tersebut. Kalau dahulu pohon randu itu hanya diambil kapasnya,"terangnya.

AKhir-akhir ini, pohon randu itu bisa jadi tempat wisata dan sarana untuk mengenal. (Tribunjogja.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved