Bermodal Detergen Racikan Sendiri, Santri di Ponpes Ini Pantang Meminta-minta
Dibanding dua gelas lain berisi detergen merek ternama, ternyata proses pembersihan noda pada gelas detergen racikan para santri lebih efektif.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: Ikrob Didik Irawan
Namun satu hal penting yang sejak awal ditanamkan pengelola ponpes melalui kegiatan produktif itu, tak lain adalah membiasakan diri mencukupi kebutuhan harian tanpa harus meminta-minta.
Mara Rusli mengatakan para santri di Ponpes Budi Mulyo memiliki latarbelakang anak tidak mampu.
Sejak berdiri pada 2007, Cak Mara, demikian panggilan akrabnya, memang berusaha menampung anak-anak putus sekolah karena kelurganya tidak mampu membiayai melanjutkan sekolah.
Kini setidaknya ada 60 santri di Ponpes tersebut. Mereka adalah anak tidak mampu dan putus sekolah, dari Kulonprogo dan berbagai daerah, yang kini bahkan di antaranya bisa sampai jenjang kuliah.
Cak Mara melalui ponpesnya itu berusaha membiayai anak-anak tersebut. Menurutnya, para santri hidup di ponpes itu secara gratis, baik untuk biaya sekolah maupun kebutuhan hariannya.
Lantas dari mana sumber pembiayaannya, Cak Mara mengatakan sama sekali tidak ingin menanamkan kebiasaan meminta-minta kepada para santrinya.
Sebab itu, selama ini dia juga tidak mengajarkan para santri untuk berkeliling meminta infak atau proposal demi mencukupi kebutuhan harian di ponpes tersebut.
Mara Rusli menyatakan tidak akan memberikan contoh buruk kepada para santrinya. Dengan semangat dan prinsip tersebut, konsekuensinya pun jelas tidak mudah.
Sebagai salah satu solusi, sejak awal Cak Mara berdagang aneka makanan ringan seperti keripik dan sebagainya.
Dua tahun terakhir, produksi atau peracikan detergen bubuk dan cair pun berjalan dan cukup produktif. Menurutnya, bahan racikan detergen itu dibeli secara rutin dari seorang produsen bahan sabun.
Kini, hasil per bulan dari racikan para santri itu mencapai tiga ton detergen siap jual dan dimanfaatkan sendiri.
"Kami tidak mengandalkan donatur. Kami rasa belum pernah mengedarkan proposal karena perilaku buruk semacam itu akan ditiru anak-anak dan para santri. Kalau saya minta-minta, mereka juga akan minta-minta," kata Cak Mara.
Mengandalkan hasil produksi detergen itu pun kebutuhan para santri di ponpes sudah tercukupi. Selama ini, selain dipakai sendiri, detergen hasil racikan tersebut juga dipasarkan ke lingkungan sekitar ponpes.
Cak Mara menyebut konsumen yang kerap menjadi langganan adalah jamaah pengajian, beberapa pondok pesantren, dan sejumlah panti asuhan.
Selain itu, menurutnya, ibu-ibu PKK UGM dan Rotary Club Jogja bahkan juga memesan secara rutin.