Pemuda yang Tembak Kepala Sendiri di Concat Punya Cita-cita Kerja ke Luar Negeri

Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ratusan pelayat memadati rumah duka korban dugaan bunuh diri Martinus Jovellin Surya Renasa di pedukuhan Gempol, Condongcatur, Depok, Sleman, Sabtu (19/3/2016).

Selain dari pihak keluarga, pelayat yang hadir kebanyakan berasal dari teman satu sekolah korban hingga alumni.

Banyak yang tak menyangka akan kejadian meninggalnya Martinus Jovellin Surya Renasa. Sebelunmya ia ditemukan meninggal di komplek pemakanan Gorongan di jalan wahid hasyim, depok, sleman, Jumat (18/3/2016) petang kemarin.

Korban ditemukan terduduk dengan luka di kepala dan senjata api tergeletak di pangkuannya.

Di mata Sang Kakek, Martinus dikenal sebagai anak yang baik, ceria dan pintar berbahasa Inggris. Korban sudah tinggal dengan kakeknya sejak umur 2,5 tahun, hingga ia menginjak SMP kelas 2, korban tinggal bersama orangtuanya.

Saat mengenang cucunya, Leo Supirin, kakek korban, mengatakan dengan bakat yang dimiliki cucunya, ia bercita-cita bekerja di luar negeri.

"Anaknya ceria sekali itu. (Saya) dengan cucu ya baik sekali. Ia bercita-cita maju kerja di luar negeri karena bahasa Inggrisnya bagus," jelas Leo Supirin.

Penyelidikan kematian Martinus saat ini masih diselidiki satreskrim Polsek Depok Timur. Kuat dugaan korban bunuh diri dengan menggunakan senjata api.

Kapolsek Depok Timur, Kompol Dhanang Bagus Anggara, mengatakan pemeriksaan terhadap saksi dari kerabat terdekat dan teman-teman sekolahnya menyatakan korban sedang terlibat masalah.

"Dari identifikasi, senjata yang digunakan adalah senjata api jenis glock 19. Berdasarkan informasi yang dihimpun milik ayahnya seorang anggota TNI," jelas Danang. (*)