FHK2I Klaten : CPNS Harga Mati
Mereka meminta pemerintah kabupaten Klaten untuk tetap mendukung perjuangan mereka memeroleh status pegawai negeri sipil (PNS).
Penulis: pdg | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja Padhang Pranoto
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Ratusan tenaga honorer kependidikan berkumpul di Wisma Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Klaten, Sabtu (5/3/2016).
Mereka meminta pemerintah kabupaten Klaten untuk tetap mendukung perjuangan mereka memeroleh status pegawai negeri sipil (PNS).
Dikatakan koordinator Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) Klaten Haryanto, diangkatnya status honorer menjadi PNS adalah harga mati. Hal itu meskipun pemerintah pusat tak melakukan pengangkatan, akan tetapi mereka berkata akan terus berjuang.
"CPNS merupakan harga mati. Harapan saya dengan dikumpulkannya para honorer, pemerintah bisa memerhatikan nasib kita," ujarnya.
Ia mengungkapkan, kegiatan tersebut juga menyampaikan hasil pertemuan forum honorer dengan DPR-RI dan Sekretariat Negara. Meskipun demikian, ia menyatakan belum ada hasil nyata akan pertemuan tersebut. Diungkapkannya, pemerintah berjanji menuntaskan permasalahan tenaga honorer secara bertahap hingga tahun 2019.
Dikatakannya, jumlah tenaga honorer di Klaten yang belum terangkat status kepegawaiannya mencapai 1400 orang. Rerata mereka telah mengabdi minimal 12 tahun dengan honor hanya Rp 200 ribu per bulan.
"Perwakilan dari forum pada tanggal 10,11 dan 12 Februari 2016 kemarin pergi ke Jakarta untuk mengadakan pertemuan dengan komisi II DPR-RI dan Pak Prayitno sebagai Sekretariat negara dan dari staf KemenPAN RB. Hasilnya saya belum bisa matur terlalu banyak karena belum ada poin penting yang dihasilkan, hanya itu akan diangkat secara bertahap. Namun bila belum ada realisasi maka akan ada aksi yang lebih besar," tuturnya.
Namun demikian, pihaknya mengatakan tak akan menelantarkan urusan belajar mengajar, yang sudah menjadi kewajiban mereka. Hanya saja, FHK2I menuntut, ada penghargaan untuk kinerja yang telah mereka lakukan selama ini.
Kecewa
Sedianya, kegiatan yang diikuti 350 orang itu menghadirkan juga pihak Dinas Pendidikan (Disdik) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Klaten. Namun sayang, kedua instansi tersebut absen. Praktis acara tersebut hanya dihadiri oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
"Undangan sudah kami sampaikan, namun dua instansi tersebut tidak hadir. Hal itu membuat kami kecewa. Padahal keduanya sangat berperan dalam memberikan informasi lebih lanjut kepada kami," tuturnya.
Sementara itu, Ketua PGRI Klaten Sunardi mengaku hanya dapat memberikan semangat kepada honorer K2. Menurutnya, sebagai pengajar dan tenaga kependidikan tetap harus menomorsatukan siswa.
"Kalau sudah pulang ke rumah, boleh memikirkan gaji. Namun begitu didepan anak-anak harus tetap fokus mengajar dan melayani mereka. Karena sudah tugas kita untuk mengantarkan siswa-siswi meraih cita-cita mereka," tegas Sunardi. (*)
