Hadapi MEA, Produk UMKM Akan Sulit Bersaing
Selain dituntut dapat bersaing dalam hal kualitas produksi, juga harus kompetitif soal harga produknya.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Berlakunya masyarakat ekonomi Asean (MEA) menjadi kesempatan bagus bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kulonprogo.
Selain dituntut dapat bersaing dalam hal kualitas produksi, juga harus kompetitif soal harga produknya.
Hal itu bakal teruji jika produk luar Indonesia benar-benar masuk hingga daerah. Namun alih-alih pelaku UMKM di Kulonprogo telah mematangkan persiapannya, berbagai kendala masih menjadi hambatan untuk menaikkan kelas produk yang dihasilkan.
Ketua Forum Komunikasi UMKM Kulonprogo, Sutanto, mengatakan jumlah pelaku usaha kecil di Kulonprogo berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo mencapai puluhan ribu, meliputi berbagai sektor usaha.
Selain sebagian dari mereka tergabung dalam beberapa koperasi, 150-an di antaranya juga masuk dalam forum komunikasi untuk saling berbagi informasi.
"Berdasarkan pengalaman dari berbagai usaha itu, kendala yang kami hadapi saat ini memang masih banyak. Di antaranya soal tingginya cost produksi dan juga produktivitas tenaga kerja rendah. Ini soal SDM (sumber daya manusia)," kata Sutanto, Kamis (28/1/2016).
Akibatnya, secara umum barang atau produk yang dihasilkan UMKM di Kulonprogo bisa jadi masih banyak yang belum sesuai harapan.
Dalam hal ini, Sutanto menyebut hasil produksi tersebut akan sulit untuk dapat bersaing dengan produk luar negeri jika masuk ke daerah.
Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Jumat (29/1/2016). (*)