Zona Bahaya Erupsi Gunung Vesuvius yang Mengubur Pompeii Diperluas

Gunung Vesuvius pernah meletus dahsyat pada 79 Masehi hingga mengubur Kota Pompeii beserta penduduknya

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
geoeurope.about.com
Gunung Vesuvius 

TRIBUNJOGJA.COM, NAPLES - Para ilmuwan kini menambah jumlah kawasan yang termasuk dalam zona kuning bahaya letusan Gunung Vesuvius. Mereka mencatat, setidaknya ada 63 kota dan desa yang terancam langsung oleh bahaya berupa abu dan batu vulkanik gunung bertipe stratovolcano tersebut.

Dari hasil pemetaan tersebut, termasuk diantaranya kawasan Kota Naples, Italia yang sekarang dihuni oleh tiga juta penduduk. Mereka diibaratkan hidup berdampingan sekaligus di bawah bayang-bayang ancaman Vesuvius.

Sementara kawasan yang termasuk dalam zona merah, sekarang masih dihuni oleh sekitar 600 ribu jiwa.

Kawasan tersebut merupakan yang paling berbahaya, lantaran terancam langsung oleh luncuran material vulkanik semisal abu vulkanik, batuan, maupun gas vulkanik yang sangat mematikan.

Sebagaimana dilansir Daily Mail, Sabtu (23/1/2016) perluasan zona bahaya erupsi gunung vesuvius ini diperoleh dari hasil penghitungan terbaru dihubungkan dengan faktor wilayah serta kemungkinan kekuatan letusan gunung yang disebut sebagai "Bom Waktu di Eropa" tersebut.

Adapun Gunung Vesuvius pernah meletus dahsyat pada 79 Masehi hingga mengubur Kota Pompeii. Letusannya yang sangat dahsyat serta kisah tragis para penduduk yang terkubur hidup-hidup ini banyak diulas dalam berbagai tayangan film baik itu dokumenter maupun fiksi ilmiah.

Gunung Vesuvius juga meletus pada tahun 1631 hingga menewaskan 6 ribu jiwa. Serta letusan yang lebih kecil terjadi pada tahun 1944, menghasilkan bumbungan abu vulkanik serta leleran lava.

Sadar dengan ancaman tersebut, pihak pemerintahan setempat sudah mulai mempersiapkan diri dengan membangun rencana kontijensi. Strategi ini akan diberlakukan ketika sudah diperoleh tanda-tanda akan terjadinya erupsi. Mereka harus mampu mengevakuasi setidaknya 600 ribu jiwa dalam jangka waktu 72 jam.

Hal ini juga datang setelah para ilmuwan dari Badan Keilmuwan Eropa memperingatkan bahwa akan ada suatu masa terjadi letusan dahsyat yang bisa menyebabkan kematian massal. Selain akibat ancaman langsung vulkanik, kematian massal juga akibat dari racun serta tertutupnya atmosfer oleh lapisan abu vulkanik yang bisa menghalangi sinar matahari masuk ke bumi.

Ini pula yang terjadi saat sejumlah gunung api meletus di masa lampau. Dua diantaranya gunung api itu ada di Indonesia.

Sebagai perbandingan, Gunung Vesuvius meletus dengan skala Volcanic Explosivity Index (VEI) 5, sementara Gunung Saint Hellen pada tahun 1980 meletus dengan skala VEI5.

Sejak tahun 1500, sejarah mencatat telah terjadi 20 kali letusan dahsyat dengan kekuatan diatas VEI5. Dan hanya ada satu letusan yang mencapai skala VEi7 yakni letusan Gunung Tambora pada 1815.

Jauh sebelumnya, Indonesia pernah dimasukan dalam sejarah pula dengan meletusnya gunung yang menciptakan Danau Toba pada 75 ribu tahun lalu. Kekuatan letusan Toba tercatat hingga VEI8 dan menjadi satu-satunya letusan gunung api terdahsyat di dunia. Letusan ini menyebabkan musim dingin global yang bertahan hingga 10 tahun lamanya ! (*/Daily Mail)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved