Menristekdikti Ancam Keluarkan Mahasiswa dari Kampus Jika Terlibat Gerakan Terorisme

Hal itu perlu dilakukan agar para mahasiswa tidak terlibat dalam aliran radikalisme dan juga terorisme.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Agung Ismiyanto
Menristek Dikti, M Nasir usai acara Musyawarah Nasional (Munas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia IX Untidar Magelang, Selasa (19/1/2016) siang. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Menristek dan Dikti, M Nasir, menyebut akan meminta kepada seluruh rektor perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Indonesia untuk melakukan pendampingan pada mahasiswanya.

Hal itu perlu dilakukan agar para mahasiswa tidak terlibat dalam aliran radikalisme dan juga terorisme.

“Sejauh ini kami terus melakukan pemetaan dan pendampingan yang baik. Tugas utama dari para mahasiswa dan juga pelajar adalah belajar dan belajar untuk mencapai cita-citanya dan membangun bangsa,” jelas Nasir usai menjadi pembicara di acara Musyawarah Nasional (Munas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia IX Untidar Magelang, Selasa (19/1/2016).

Nasir juga memberikan ultimatum jika ada mahasiswa yang terjebak pada kegiatan radikalisme dan juga terorisme, sanksinya adalah dikeluarkan dari kampus.

Sanksi pengeluaran dari kampus itu, kata dia, khusus untuk mahasiswa yang terlibat jauh dalam kegiatan terorisme hingga melanggar pidana.

“Namun jika tidak (terlibat pidana), sanksinya adalah pendampingan yang baik agar tetap fokus pada pelajaran,” katanya.

Dia juga berpesan agar para mahasiswa untuk tidak mengonsumsi narkoba. Pihaknya juga teru mengingatkan pihak perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk mengawasi mahasiswanya yang menggunakan barang haram ini.

“Nanti ada polisi yang tahu bagaimana menangani masalah narkoba. Namun, pada intinya kami melarang kampus untuk narkoba,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini, ia bersama Rektor Untidar, Prof Dr Cahyo Yusuf dan segenap tamu undangan juga bersama-sama menanam pohon.

Begitu pula dengan sekitar 190 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mengikuti Munas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia IX tahun 2016.

Penanaman pohon ini lanjutan dari program sebelumnya berupa rencana pembuatan Hutan BEM dan Rektor di atas tanah milik Untidar.

Di atas tanah ini sendiri akan dibangun rektorat, fakultas kedokteran, auditorium, politeknik, dan klinik berbasis herbal. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved