Orang Bisa Hilang karena Menerima Doktrin Kelompok Tertentu

Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Belakangan Yogyakarta dipenuhi kabar orang hilang dan menyebar di media sosial. Berbagai spekulasi muncul dari kalangan netizen.

Beberapa orang hilang tersebut dikabarkan ada yang pergi bersama pacarnya dan ada pula dugaan kabur karena terhasut satu kelompok tertentu.

Dosen sosiologi kriminal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto menilai persoalan orang hilang termasuk ranah kasus yang sensitif.

Ia menjelaskan ada beberapa kemungkinan mengapa orang memilih hilang atau kabur dari rumah. Ia mencontohkan, bila orang yang hilang masih tergolong muda, besar kemungkinan pergi bersama kekasihnya.

“Tidak menutup kemungkinan ada juga yang berujung eskploitasi untuk dipekerjakan,” ujarnya.

Kemudian, bila orang yang hilang tersebut tergolong tua atau dewasa, Suprapto melihat kasus itu ada kaitannya dengan kelompok tertentu yang tengah bergerak merekrut sejumlah orang untuk membentuk komunitas dengan tujuan untuk menikmati kehidupan yang lebih baik.

Berita yang beredar selama ini, dari beberapa kasus orang hilang, mereka sempat berpamitan kepada keluarga meski tak menunjukkan kemana mereka pergi. Yang bersangkutan pergi atas kemauannya sendiri.

Suprapto berpendapat meski menghilangnya dalam kondisi sadar dan atas kemauan sendiri, ada dugaan hilangnya orang itu lantaran yang bersangkutan telah menerima doktrin dari orang lain atau kelompok tertentu.

Dia pun menegaskan, kelompok yang diduga mengajak orang-orang itu tidak semata-mata karena alasan politik.

“Ada fenomena kelompok-kelompok itu mencari orang-orang yang tidak nyaman hidupnya, yang galau dan kemudian diajak untuk menikmati kehidupan yang lebih baik,” tandas Suprapto tanpa menyebutkan nama-nama kelompok yang dimaksud. (tribunjogja.com)