Kabut Duka Selimuti Pertandingan Arema Kronus Versus Surabaya United

Suasana duka pun tak dapat terhindar dari laga yang kental akan aroma rivalitas Surabaya-Malang ini.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: oda
Logo Piala Jenderal Sudirman 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Azka Ramadhan

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Seakan tersengat dengan kabar kematian dua suporternya ketika dalam perjalanan menuju Sleman, Arema Cronus tampil trengginas dan berhasil mengandaskan seterunya, Surabaya United dengan skor 1-3, dalam lanjutan babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada Sabtu (19/12/2015).

Suasana duka pun tak dapat terhindar dari laga yang kental akan aroma rivalitas Surabaya-Malang ini. Sebelum kick off juga sempat dilakukan pengheningan cipta, guna menghormati dua Aremania yang meninggal dunia.

Bahkan, Surabaya United tampak turun menggunakan pita hitam yang melingkar di lengan kanan.

Turun dengan skuat compang-camping pasca pencoretan tiga pemain pilarnya, Otavio Dutra, Pedro Javier dan Jendry Pitoy, Surabaya United tampak kedodoran dengan mengandalkan deretan pemain pelapis.

Benar saja, pasukan Singo Edan langsung menggila sejak dimulainya laga. Sepanjang babak pertama, lini tengah Arema Cronus yang digalang gelandang jangkar Timnas Indonesia, Ahmad Bustomi, benar-benar sukses mendikte permainan Surabaya United.

Namun sayang, beberapa peluang yang tercipta melalui Cristian Gonzales ataupun Esteban Viscara masih belum menemui sasaran.

Penampilan apik duet Firli Apriansyah dan Munhar di jantung pertahanan Surabaya United menjadi penyebabnya. Hingga turun minum, kedua tim tetap gagal melesakkan satu gol pun.

Pada babak ke dua, Surabaya United masih belum mampu keluar dari tekanan anak-anak Arema Cronus.

Masuknya Hargianto yang menggantikan Asep Berlian pun tak begitu banyak mengubah keadaan. Agresifitas lini tengah Arema Cronus tetap saja tak mampu ditandingi.

Terus menerus mendapat tekanan, pertahanan Surabaya United akhirnya bobol juga. Adalah sepakan keras kaki kiri yang dilesakkan Cristian 'El Loco' Gonzales pada menit 64, yang sukses menjadi pemecah kebuntuan.

Sebuah gol pembuka yang langsung disambut dengan gemuruh puluhan ribu Aremania yang memadati Stadion Maguwoharjo.

Hanya berselang dua menit, Arema Cronus yang tampil semakin lepas setelah unggul satu gol, berhasil menggandakan keunggulannya melalui sundulan terukur dari defender asal Spanyol, Kiko Insa, memanfaatkan umpan tendangan bebas pemain pengganti Feri Aman Saragih.

Usai terjadinya gol ke dua Arema ini, Surabaya United sempat mengalami insiden tak mengenakkan, dimana Hargianto tiba-tiba 'ngeluyur' keluar lapangan karena mengaku sakit, tanpa koordinasi dengan tim pelatih ataupun dokter tim.

Tim pelatih yang mengalami kebingungan akhirnya memasukkan Fery Ariawan untuk menggantikan Hargianto.

Tertinggal dua gol dengam kondisi tim yang semakin carut-marut, lini belakang Surabaya United semakin kehilangan konsentrasi.

Buntutnya, tekel yang dilakukan Faturahman guna menghentikan akselerasi Esteban Viscara, berbuah pelanggaran di kotak terlarang.

Viscara yang turun sebagai algojo, sukses menaklukkan kiper Ryan Bayu, sekaligus membawa Arema Cronus unggul 0-3.

Jelang berakhirnya laga, atau tepatnya di menit 89, Surabaya United mendapat gol hiburan melalui eksekusi penalty kapten tim Firli Apriansyah, setelah Wahyu Subo Seto dilanggar oleh Beny Wahyudi. Bek kanan andalan Arema Cronus itupun lantas diberi kartu merah oleh wasit.

Praktis, kedudukan 1-3 untuk keunggulan Arema Cronus tetap bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang, tanda berakhirnya pertandingan.

Walaupun sukses mengemas kemenangan, pelatih Arema Cronus, Joko Susolo, memilih tak banyak bicara kepada media.

Dirinya mengaku masih terpukul dengan kematian dua Aremania sehingga tak sanggup merayakan hasil positif ini di tengah kabar duka.

"Tentunya kami bersyukur dengan kemenangan ini, karena memang tak ada tim lemah, semua lawan kami adalah tim kuat. Namun, tetap saja tak ada kebahagiaan karena kami masih dalam kondisi berkabung. Kemenangan ini kami dedikasikan untuk seluruh Aremania, walaupun kami tau, kemenangan ini tetap mampu menghapus luka yang tengah kami rasakan," ujar Joko Susilo dengan raut muka yang tampak begitu dalam menyimpan kesedihan.

Setali tiga uang dengan Ibnu Grahan, pelatih Surabaya United. Eks pemain Persebaya tersebut mengungkapkan kepedihan mendalam, sekaligus menyesalkan insiden yang dialami timnya ketika masuk di area Stadion Maguwoharjo.

Ya, Bus yang ditumpangi tim asuhan pasukan Surabaya United tersebut sempat mendapat lemparan dari beberapa orang tak dikenal ketika sedang dalam perjalanan masuk menuju area parkir stadion.

Bahkan, Ilhamudin Armayn mendapat luka lecet di bagian lutut kanannya karena terkena pecahan kaca.

"Angkat topi untuk pasukan muda saya, mereka tampil luar biasa, walaupun akhirnya tetap menelan kekalahan. Anak-anak memiliki mental yang hebat, mengingat mereka tampil di tengah puluhan ribu suporter lawan, serta menjumpai insiden pelemparan bus. Mereka masih muda, insiden seperti ini mungkin baru pertama kali mereka rasakan," tutur Ibnu Grahan.

Tak lupa, Ibnu Grahan juga menghimbau pada seluruh suporter Surabaya United, agar menyudahi perseteruan dengan Aremania. Jangan sampai muncul korban-korban selanjutnya, karena sepak bola baginya adalah lambang persahabatan.

Sementara itu, kemenangan yang dibukukan Arema Cronus ini sekaligus memastikan langkah mereka menuju semi final.

Arema Cronus melaju ke babak berikutnya bersama Pusamania Borneo FC, yang pada laga sebelumnya, di tempat yang sama, sukses mengandaskan perlawanan tim Mutiara Hitam, Persipura Jayapura, lewat drama adu penalty. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved