Angka Golput di Gunungkidul Tinggi
Angka golput dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2015 cukup tinggi.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Angka golput dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2015 cukup tinggi.
Dari total pemilih 619.825 orang, sebanyak 185. 347 di antaranya tidak menggunakan hak pilihnya.
Banyaknya warga yang tidak menggunakan hak pilihnya tersebut terlihat setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gunungkidul melakukan rekapitulasi perhitungan suara Pilkada di kantor KPU setempat, Rabu (16/12/2015).
Dari hasil perhitungan KPU, dari total pemilih 619.825 orang, hanya sebanyak 434.478 saja yang menggunakan hak pilihnya.
Dari jumlah tersebut, suara yang sah hanya sebesar 424.810 orang.
Sedangkan suara yang gugur sebanyak 9668 suara.
“Partisipasi dalam pilkada ini menurun dibandingkan dengan Pilpres lalu. Sekarang partisipasinya hanya 70,34 persen. Sementara dalam Pilpres lalu sebesar 76 persen,” kata ketua KPU M Zainuri Iksan.
Menurutnya, rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada ini dipengaruhi oleh banyak faktor.
Namun dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh KPU, penyebab rendahnya partisipasi masyarakat ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama.
Antara lain banyaknya warga Gunungkidul yang merantau keluar daerah. Sementara saat pelaksanaan pemungutan suara, banyak yang memilih tidak pulang kampung.
Faktor selanjutnya adalah banyaknya kaum manula yang tidak mau datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.
Sementara faktor lainnya adalah warga memilih untuk mengolah lahan pertaniannya karena saat ini memasuki musim penghujan.
Warga yang berprofesi sebagai petani akhirnya tidak datang ke TPS karena berada di ladang.
“ Untuk memastikan penyebabnya, perlu ada kajian bersama. Kenapa bisa terjadi,”jelasnya.
Selain menemukan banyak warga yang golput, dalam rekapitulasi tersebut menurut Zainuri, pihaknya juga masih menemukan adanya warga yang tidak masuk ke dalam DPT.
Warga yang memilih menggunakan kartu tanda penduduk ( KTP) cukup besar, jumlahnya mencapai 1281 orang.
Atas temuan-temuan tersebut, Zainuri berjanji akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi supaya di masa-masa yang akan tidak terjadi lagi.
“Tentu hal itu akan menjadi bahan bagi kami untuk evaluasi,” ucapnya. (tribunjogja.com)