Serupa Tapi Tak Sama, Cica Kopi Vs Poksay

Keduanya memiliki suara yang hampir sama, dengan satu suara motif yang menonjol, meskipun sejatinya sama-sama berpotensi memiliki suara bervariasi

Tribun Jogja/Bramastyo Adhi
Burung Poksay 

TRIBUNJOGJA.COM - Bila beruntung melihat dua burung ini secara bersamaan, sekilas memang sulit membedakan suaranya, mana yang Cica Kopi (Pomatorhinus montanus) dan mana yang Poksay Kuda (Rufous-fronted Laughingthrush).

Sebab, dua burung ini kerap terlihat bersamaan saat berburu makanan.

Keduanya memiliki suara yang hampir sama, dengan satu suara motif yang menonjol, meskipun sejatinya sama-sama berpotensi memiliki suara bervariasi.

Di habitat aslinya, Cica Kopi gemar berkoloni dengan kawanan kecilnya, sama halnya dengan burung Poksay.

Soal suara, meskipun diklaim cenderung monoton, setidaknya siulan burung Cica Kopi memiliki ciri khas yang bisa dipakai untuk mastering.

Sementara itu, Poksay cenderung akan berkicau bersahutan tatkala mendengar suara dari burung kawanannya.

Kelebihan burung ini adalah memiliki volume suara yang keras, sehingga mampu didengar dari jarak ratusan meter.

Di alam liar, Cica Kopi menghuni wilayah bersemak, padang rumput, juga hutan-hutan di dataran rendah adalah habitat burung ini.

Cica Kopi gemar berburu makanan di hutan bambu atau hutan lembab berupa serangga kecil seperti laba-laba atau semut serta buah-buahan.

Sedangkan, Poksay gemar memakan serangga kecil seperti jangkerik dan ulat. Bila dipelihara bisa diberikan buah-buahan agar kebutuhan vitaminnya tetap terpenuhi.

Menurut Sigit, salah satu pehobi burung pekicau, kebanyakan burung Cica Kopi yang beredar di pasaran di datangkan dari wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Dua pulau tersebut memang menjadi salah satu wilayah persebaran terbesar habitat Cica Kopi.

"Sekilas hampir sama, hanya bila diperhatikan lebih detil, burung asal Kalimantan memiliki postur yang lebih kecil namun mempunyai warna yang lebih cerah," ujar Sigit pada Tribun Jogja belum lama ini.

Sementara itu, persebaran Poksay meliputi wilayah Indonesia, India, Myanmar, Hongkong hingga China.

Harga di pasar burung saat ini untuk bakalan Poksay impor lebih mahal dari Poksay lokal. Untuk bakalan berkisar antara Rp500 ke atas.

Bakalan sudah bunyi berkisar Rp1 juta ke atas.

Sedangkan harga untuk Cica Kopi di pasaran, untuk bakalan dijual Rp75 ribu. Sementara untuk burung jadi bisa dijual Rp150 ribu ke atas. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved