Menikmati Sate Kelinci Khas Kaliurang di Warung Makan Mbah Ganis

Bersama jadah tempe, sate kelinci telah menjadi ikon kuliner kawasan tersebut.

Penulis: Hamim Thohari | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Hamim Thohari

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kaliurang adalah satu diantara obyek wisata yang cukup terkenal di wilayah DI Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman. Berada di kaki gunung Merapi, Kaliurang menawarkan keindahan alam khas pegunungan beserta udara berhawa sejuk.

Selain menawarkan wisata alam, kawasan Kaliurang juga menawarkan beragam kuliner yang khas, dan satu di antaranya adalah sate kelinci.

Bersama jadah tempe, sate kelinci telah menjadi ikon kuliner kawasan tersebut.

Anda akan dengan mudah menemukan penjual makanan tersebut di area wisata Kaliurang.

Dari sekian banyak penjual sate kelinci, di komplek Wisata Tlogo Putri Kaliurang terdapat sebuah warung makan yang menjual sate kelinci dan cukup terkenal, yakni Warung Makan Mbah Ganis.

Sate Kelinci

Di warung makan ini anda bisa menikmati beragam olahan berbahan dasar daging kelinci. Sate kelinci, tongseng kelinci, gulai kelinci, dan tengkleng kelinci adalah beberapa menu yang dapat anda pesan di warung makan ini.

Sekilas, sate kelinci tampak mirip sate ayam. Irisan dagingnya tidak jauh beda. Ukurannya dan ternyata rasanya juga mirip.

Sate ini bisa dibumbui kecap yang isinya kecap, bawang merah, dan irisan cabai rawit merah.

Daging kelinci sedikit lebih liat dibanding daging ayam. Tapi lebih empuk daripada daging kambing, dan daging kelinci tidak berbau seperti daging kambing.

Sate Kelinci

Meskipun hanya disajikan dengan sambal kecap, tetapi rasa dan aroma rempah cukup terasa dalam tiap potong sate kelinci Mbah Ganis.

Diungkapkan Ganis Ristanto (44) pemilik Warung Makan Mbah Ganis, rasa rempah di sate tersebut karena penggunaan beragam rempah yang dioleskan selama proses pembakaran.

"Rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, asam jawa, jinten, dan beberapa rempah lainnya kami gunakan untuk bumbu kocor dalam proses pambakaran," ujar pria yang akrab disapa Mbah Ganis tersebut.

Lebih lanjut dia mengatakan, sengaja menggunakan sambal kecap daripada sambal kacang, karena dengan menggunakan sambal kecap rasa dan tekstur daging kelinci akan lebih terasa.

Jika menggunakan sambal kacang, rasa daging tidak akan terlalu beda jauh dengan daging ayam.

Sate Kelinci

Menu andalan lain dari warung ini dan tidak ada di tempat lain adalah tongseng kopyok dan tongseng awul-awul.

Untuk tonseng kopyok adalah daging kelinci yang dimasak dengan bumbu rempah khas tonseng, tetapi ada tambahan "kopyokan" telur dalam masakan ini.

Sedang untuk tongseng awul-awul adalah masakan tongseng daging kelinci yang mendapat tambahan kwitaw.

Tengkleng kelinci juga jangan anda lewatkan saat mampir ke warung makan ini. Tulang kelinci dimasak menggunakan santan dan bumbu-bumbu rempah.

Bumbu rempah yang nendang dan santan yang kental yang gurih menjadikan olahan yang satu ini begitu spesial. Warung makan Mbah Ganis sendiri telah berdiri lebih dari 15 tahun.

"Awalnya saya adalah orang yang suka makan dan jajan. Akhirnya saya berpikiran untuk membuka usaha kuliner berdasar pengalaman saya makan di beberapa tempat," cerita Mbah Ganis.

Sate Kelinci

Setiap harinya warung makan ini buka dari pukul 08.00 pagi hingga 02.00 dini hari.

Untuk satu porsi sate kelinci dapat anda nikmati dengan harga Rp13.500, sedang untuk tengkleng harganya Rp15 ribu, tonseng kopyok dan awul-awul harganya Rp16.500.

Selain menyediakan beragam olahan dari daging kelinci, warung makan ini juga menyediakan olahan dari daging ayam dan kambing.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved