Paruh Bengkok Tetap Populer Dipelihara

Pehobi saat ini masih berkesempatan memelihara jenis paruh bengkok lainnya yang populasi masih cukup banyak

gacormania.com
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Burung paruh bengkok (Psittacidae) termasuk salah satu burung yang populer dipelihara oleh pehobi. Baik sebagai burung kicauan atau sekedar burung hias pemanis rumah.

Sesuai sebutannya, jenis burung ini memang memiliki bentuk paruh yang bengkok.

Paruh bagian atas dan bagian bawah burung ini bengkok menyerupai alat catut. Keuntungan paruh seperti ini bisa dengan mudah memecahkan aneka biji sebagai makanan utama burung ini.

Ada beberapa jenis burung paruh bengkok yang hidup di Indonesia.

Pengelompokkan ini berdasarkan cara makan, bentuk lidah, warna bulu dan bentuk bulu di bagian kepala yang mirip rambut (jambul), yakni Betet, Nuri dan Kakatua.

Hampir semua jenis Kakatua sudah masuk dalam kategori satwa dilindungi.

Pehobi saat ini masih berkesempatan memelihara jenis paruh bengkok lainnya yang populasi masih cukup banyak.

Misalnya burung Parkit dan Lovebird. Bila diperhatikan sekilas, burung Parkit sangat mirip dengan burung Kakak Tua, hanya saja Parkit memiliki postur yang lebih kecil.

Burung pemakan biji-bijian ini juga mirip dengan burung Betet dan Bayan, sebab memang memiliki kerabat yang dekat dan termasuk salah satu varian dari kedua burung tersebut.

Parkit termasuk burung paruh bengkok yang sangat populer dipelihara dan bertahan lama tanpa mengenal musim atau tren.

Memiliki perpaduan warna yang indah, Parkit menjadi burung yang terus eksis dan tetap menjadi salah satu burung pekicau pilihan para penghobi, meskipun burung jenis lain tengah moncer saat ini.

Burung yang tampil eksotis dan bertingkah laku lucu ini harganya juga relatif terjangkau dibanding burung Lovebird misalnya, sehingga membuat Parkit tetap bertahan dan kerap dicari. Parkit tergolong mudah dipelihara.

Sari, seorang peternak sekaligus pedagang burung yang memiliki lapak di Pasar PASTY ini berujar, mayoritas pembeli burung Parkit memang untuk keperluan mastering.

Sebab, kicauan Parkit yang ceriwis menjadikan suara burung yang dimaster lebih variatif.

"Banyak juga yang membeli parkit untuk sekedar. Menjadi burung hias. Saat ini, burung Parkit yang beredar di pasaran ada beberapa jenis, antara lain, jenis Albino dan Lutino mata merah yang mayoritas memiliki warna bulu putih dan kuning," ujar Sari.

Harga sepasang burung Parkit jenis ini berkisar Rp 100-150 ribu. Sementara itu untuk jenis biasa, dengan warna bulu campuran antara biru, hijau dan kuning dijual rata-rata sepasang Rp 65-100 ribu.

Nuri

Selain Parkit, Nuri menjadi burung paruh bengkok berikutnya yang juga populer dipelihara.

Memiliki warna bulu cerah bervariasi, ada merah, hijau, kuning dan biru, Nuri terkenal dengan tingkah polahnya yang lucu, senang bergelantungan bertumpu pada paruh bengkoknya.

Burung yang habitatnya banyak dijumpai di wilayah Indonesia Timur, seperti Maluku, NTB, Papua dan sebagian Kalimantan ini dikenal sebagai burung hias yang cerdas.

Nuri merupakan bagian dari keluarga psittacidae atau bayan sejati atau parrot, termasuk dalam ordo psittaciformes.

Dekat dengan kerabat Nuri ada cacatuidae atau kakatua yang dikelompokan dalam bayan tidak sejati.

Sementara dari keluarga bayan sejati atau psittacidae terdapat sub family yaitu loriinae atau nuri atau perkici dan psittacinae atau kerap disebut burung betet oleh orang Jawa.

Hanya saja, ukuran Nuri lebih kecil bila dibandingkan dengan keluarga bayan lainnya.

Di alam liar burung ini gemar memakan nektar bunga dengan memanfaatkan bulu-bulu yang terdapat di ujung lidahnya.

Burung ini terkenal pandai dan bisa dilatih ketangkasan. Misalnya dilatih membawa bola kecil, terbang berkeliling kemudian bertengger di lengan pemiliknya.

Keunikan inilah yang kemudian menempatkan Nuri sebagai salah satu burung hias yang dianggap cerdas.

Salah satu pehobi burung asal Bantul, Putra mengaku tertarik memelihara burung Nuri selain karena warnanya yang indah juga lantaran mempunyai tingkat kecerdasan di atas burung pada umumnya.

"Nuri bisa kita latih terbang terus menclok di lengan. Bawa bola, geser papan dan lain-lain. Semakin muda semakin mudah dilatih," kata Putra. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
burung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved