Gurih Manisnya Serabi Kocor Bikin Ketagihan
Serabi kocor adalah panganan yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan parutan kelapa muda, kemudian dipanggang menggunakan wajan
Penulis: Hamim Thohari | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Di tengah gempuran beragam jajanan dan kudapan modern, Ngadinem (48) tetap setia menjajakan panganan tradisional Jawa, yakni serabi kocor.
Sejak 17 tahun yang lalu, Ngadinem menjajakan jajanan yang terbuat dari tepung beras tersebut.
Di sebuah tempat sederhana yang berada di jalan Bantul km 6, dusun Nyemengan, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kacamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Serabi kocor adalah panganan yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan parutan kelapa muda, kemudian dipanggang menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat.
Dalam proses pembutannya masih menggunakan cara tradisional, yakni dimasak dengan menggunakan kayu bakar. Dalam bahasa Jawa, kocor berarti siram.
Panganan ini dinamakan serabi kocor karena untuk menikmatinya disiram dengan kuah yang terbuat dari santan dan gula jawa.
"Dalam proses pembuatannnya kami masih menggunakan cara tradisional, karena dengan cara itu mempengaruhi rasa serabi sehingga terasa lebih gurih. Jika dimasak dengan semacam wajan kecil dari alumunium misalnya, rasanya akan berbeda, dan tidak memiliki kekhasan tersendiri," katanya.
Adonan yang berupa campuran tepung beras dan parutan kelapa muda dipanggang tidak lama, tidak lebih dari dua menit.
Saat proses pemanggangan adonan ditutup menggunakan wajan yang bentuknya sama dengan wajan untuk memanggang.
Gurih
Rasa serabi kocor adalah gurih yang berasal dari paduan tepung beras dicampur dengan parutan kelapa muda, dan semakin segar dengan paduan rasa manis yang berasal dari kuahnya.
Ditambah lagi rasa khas yang dihasilkan dari proses pemangganan menggunakan kayu bakar.
Dalam sehari Ngadinem membuat adonan sebanyak 3,5 kilogram tepung beras yang dicampur dengan parutan kelapa muda sebanyak dua setengah biji.